Gelar Wisuda Santri Angkatan Perdana, Pesantren Al-Hikam Sertakan Pengukuhan Santri Baru Pesantren Mahasiswa (PESMA) Angkatan V

PESMA Al-Hikam

Depok – Walisongoonline.com.  Pasca gelar wisuda sarjana Angkatan III Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) 21/10/2018, Pesantren Al-Hikam sukses mewisuda santri Pesantren Mahasiswa (PESMA) yang berjumlah tiga wisudawan. Gelaran ini menjadi momentum yang sakral karena peserta wisudawan merupakan angkatan perdana Pesantren Mahasiswa. Bertempat di auditorium STKQ  lantai 3, acara ini berlangsung pada Jum’at 03/11/18 sejak pukul 20.00 WIB. Gelaran ini sekaligus mengkukuhkan santri baru Pesantren Mahasiswa sebagai santri PESMA angkatan kelima.

Turut hadir pada acara ini Kepala Pesantren Al-Hikam, KH. M. Yusron Shidqi, Lc. Kepala Bagian Akademik, Ustadz Syauqu Habibie Lc. jajaran asatidz, wali dari para wisudawan, sebagian santri dari PESMA, Pesantren Mahasiswi (PESMI) dan santri STKQ Al-Hikam Depok.

Lantunan kalam ilahi oleh saudara Rofiq mengawali acara ini. Disambung kemudian, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Al-Hikam oleh para peserta. Rangkaian acara yang lain yaitu; sambutan-sambutan, prosesi wisuda, pembacaan ikrar janji, nasehat dari pengasuh, prosesi pengukuhan santri baru, pembacaan janji santri dan beberapa acara lainnya.

Ahmad Fakhruddin sebagai ketua dalam acara ini berpesan kepada para wisudawan umumnya kepada para santri ”tetap semangat untuk menjalankan segala amanah dari pesantren, teruslah menimba ilmu dan tetap jaga nama baik almamater serta amalkan ilmu yang telah diberikan asatidz.”

“Belajar di pesantren itu niatnya memperbaiki diri bukan mencari keenakan dengan fasilitas yang terpenuhi. Jika ingin mencari fasilitas maka di tempat lain lebih banyak, bukan di pesantren ini.” Ujar Kepala Bagian Akademik yang merasa haru dan bangga saat dapat menghadiri wisuda ini. Harapnya, cita-cita almarhum dalam menciptakan orang yang sudah pintar menjadi orang yang benar dan menciptakan orang benar menjadi orang pintar benar-benar terwujud dalam 10-20 tahun mendatang.

Tiga wisudawan santri PESMA tahun ini merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di sekitar kota Depok. Imam Humaini Hayatullah merupakan mahasiswa sarjana filsafat Universitas Indonesia tahun 2013, disamping Magister Kajian Ilmu Timur Tengah dan Islam tahun 2018. M. Alqi Nur Fuadi yang merupakan sarjana teknik elektro tahun 2014 di Universitas Gunadharma menjabat sebagai asisten laboratorium teknik elektro disana. Sementara M. Ali al-Ghofiki seorang sarjana sosiologi Universitas Indonesia tahun 2013 sebagai CEO Muslimus dan peserta Student Asian’s to South Korea tahun 2016.

Prosesi wisuda diakhiri dengan pembacaan janji alumni oleh ketiga wisudawan dan pengembalian wisudawan secara simbolis oleh Kepala Pesantren, Gus Yusron Shidqi kepada wali santri yang diwakikan oleh Bapak Muhammad Khotib, ayah dari M. Ali al-Ghofiki.

Gelaran disambung dengan sambutan dari wali santri yang disampaikan oleh Bapak H. Ma’ruf, ayahanda dari M. Alqi Nur Fuadi. “Mari mengintrospeksi diri, sejenak menengok ke belakang melihat siapa sosok yang ada di belakang kita. Dia adalah mereka yang sudah berusaha baik tenaga, fikiran maupun material selama empat tahun ini atau dalam empat tahun yang akan datang, berjuang semata untuk keberhasilan anak-anaknya. Maka merekalah orang tua kalian, yang harus selalu dihormati, disayangi dan didoakan untuk selamanya. Karena tanpa ada jerih payah darinya, tak mungkin kamu akan bisa mencapai cita-cita.” Pesannya ketika memberikan sambutan.

Imam Humaini Hayatullah mewakili wisudawan mengungkap dalam sambutannya “Tiga motto pesantren,”Prestasi ilmiah, Amaliah agama dan Kesiapan hidup” benar-benar ditanamkan oleh pengajar kami, bagaimana kami dididik untuk menjadi mahasiswa yang tidak hanya mengerti ilmu duniawi, namun juga dapat mengombinasikannya dengan ilmu agama sehingga tercipta keseimbangan baik duniawi maupun ukhrawi.

Di pertengahan acara sebelum prosesi pengukuhan santri baru, berlangsung dengan khidmad nasehat dari Kepala Pesantren. Pesan pertama yang disampaikannya, keberkahan seorang santri adalah meletakkan pondok di dalam hatinya. Berkahnya santri itu adalah bagaimana cara santri menganggap pondok ini, kalau memang pondok ini dianggap sebagai pondoknya sendiri yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran, maka sejauh itulah keberkahan akan bermakna pada dirinya. Kedua, semua santri bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Walaupun pada kenyataannya, kalian telah dititipkan oleh orang tua masing-masing kepada pondok, bukan berarti pondok bertanggung jawab penuh atas apa-apa yang menyangkut kalian. Maka, bertangungjawablah atas apa yang kamu perbuat.

Kita harus tahu bahwa orang tua kita tidak akan hidup selamanya. Maka jadilah orang-orang yang mandiri. Mandiri secara berfikir, perbuatan maupun ekonomi. Santri-santri, belajarlah yang baik. Maka ketika anda berjuang, fikirkanlah itu merupakan bekal orang tua untuk menghadap Allah Swt.” Pungkas Gus Yusron Shidqi, Lc. ketika menyampaikan nasehat.

Usai penyampaian nasehat, gelaran dilanjutkan dengan prosesi pengukuhan santri baru. Santri baru PESMA yang berjumlah 26 resmi dikukuhkan oleh Kepala Pesantren sebagai santri PESMA angkatan kelima. Prosesi berlangsung dengan pemberian sorban putih oleh Gus Yusron Shidqi, Ustadz Syauqu Habibie dan Ustadz Musthofa kepada para santri baru. Disusul dengan pembacaan janji santri oleh santri baru angkatan kelima usai prosesi.

Pada penghujung acara, ibu Rochaeni yang merupakan wali santri dari Fahri menyampaikan sambutannya sebagai perwakilan dari wali santri baru. Dalam hal ini, ia sekaligus menandatangani hak dan kewajiban santri sebagai simbol penyerahan anak ke pihak pesantren. Gelaran ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustadz Musthofa.