Harlah STKQ ke-11 : Revitalisasi Cita-Cita Abah Hasyim Muzadi

Ngaji Resume

Kajian Ahad Ba’da Subuh 9 Januari 2022/7 Jumadil Tsani 1443 H

Bersama KH. Hilmi Ash-Shidqi al-Aroky

Hari Ahad, 9 Januari 2011 adalah sebuah hari yang bersejarah, hari diresmikannya STKQ (Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an) Al-Hikam dan dimulainya kuliah perdana. Didirikannya STKQ Al-Hikam oleh Abah Hasyim Muzadi tak lepas dari cita-cita besarnya yakni mengkader mahasantri sebagai tokoh yang berperan dalam mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin.

Cita-cita itu telah tergambar dalam peresmian 11 tahun lalu. Abah menghadirkan berbagai tokoh, baik lokal, nasional bahkan internasional. Mulai dari Prof. Quraish Shihab, KH. Ulinnuha Arwani, hingga Syekh Wahbah Zuhaili. Semua itu Abah lakukan karena berharap agar setiap lulusan STKQ Al-Hikam bisa tampil dan mengikuti jejak mereka.

Dalam membangun umat haruslah dimulai dari awal, yakni membentuk pribadi yang shalih dan muslih. Pribadi yang baik dan mendatangkan kebaikan dan manfaat kepada orang lain.
Kemudian dilanjutkan dengan menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah waraamah, diteruskan dengan qaryah mubarakah (desa/daerah yang diberkahi), baldah tayyibah (negara yang penuh kebaikan), khairu ummah (umat terbaik) yang kemudian bermuara pada tujuan akhir yakni mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin.

Dalam konteks kenegaraan, Abah Hasyim adalah figur yang nasionalis dan agamis. Cinta negara dan taat beragama. Bukan meninggikan nasionalisme tapi menyingkirkan agama, bukan pula memperjuangkan agama tapi menolak negara.

Sedangkan dalam lingkup Internasional, Abah Hasyim adalah seorang yang religius dan humanis. Tidak meninggikan agama lalu merendahkan HAM, ataupun mengunggulkan HAM lalu menomorduakan agama. Tapi seimbang antara agama dan HAM, karena di dalam agama pasti diatur nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu, Abah juga mengkampanyekan amar makruf dan nahi mungkar. Amar makruf dengan menciptakan perdamaian dan nahi mungkar dengan mencegah terjadinya peperangan.

Sementara itu, dalam konsep ukhuwah (persaudaran), Abah Hasyim mengikuti pemikiran gurunya, KH. Ahmad Siddiq. Pemikiran yang dikenal dengan trilogi ukhuwah, yakni ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniah, ukhuwah basyariah

Abah Hasyim selalu berpesan agar terus menjadi pribadi yang bermanfaat kepada orang lain dan jangan menjadi orang yang egois, yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri.

Peresume : M. Izharuddin
Editor : Ust. Ali Fitriana Rahmat, M.Ag.

Muhammad Izharuddin
Mahasantri STKQ Al-Hikam