Penutupan Halaqoh Nasional, Menhan Ingatkan Pentingnya Bela Negara

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menghadiri penutupan Halaqoh Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan Dakwah Aswaja Bela Negara’ di Depok, Jawa Barat. Ryamizard mengatakan bela negara tidak bertentangan dengan Islam

Penutupan haloqoh itu digelar di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10/2017). Wantimpres RI Sri Adiningsih dan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna turut hadir.

“Banyak orang mengira bela negara bertentangan dengan Islam. Bela negara di Indonesia oleh kaum muslimin sudah digunakan saat kemerdekaan. Saat 10 November Bung Tomo mengusir para penjajah. Bela negara bukan hanya masalah geografis tetapi budaya yang harus dijadikan jembatan, bela negara dalam artian lain mencintai ibu kita sendiri. Oleh sebab itu umat muslim harus tampil ke depan untuk membela negara,” kata Ryamizard dalam sambutanya.

Menurutnya, halaqoh seperti ini sangat penting untuk mendidik pemikiran para santri tentang bela negara. Para kiai, cendikiawan dan PBNU harus mengajarkan ajaran Islam sesuai yang di ajarkan Nabi Muhammad SAW.

“Kesadaran bela negara sama sekali tidak bertentangan, melainkan paham tersebut ada di dalam Alquran agar menjadi muslim yang baik. Cinta tanah air di sini harus dibuktikan. Kesadaran untuk memperkuat jadi diri merupakan sebuah keniscayaan tidak dapat di tawar-tawar lagi. Kepribadian itu menjadi pandangan hidup dan dasar yaitu Pancasila. Pancasila lahir tidak secara mendadak tetapi sangat panjang. Upaya bela negara ini juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara terhadap bangsanya,” kata Ryamizard.

Ryamizard juga mengingatkan ancaman kepemimpinan di masa depan. Ancaman yang dimaksud yaitu seperti bencana alam, perang cyber, wabah penyakit dan penyalahgunaan narkotika.

Sementara itu, Wantimpres RI Sri Adiningsih juga bicara soal pentingnya bela negara. Dia mengutip pesan Presiden pertama RI Sukarno tentang negara.

“Presiden kita Ir Sukarno menyampaikan bela negara itu sangat penting. Beliau menyampaikan memproklamasikan negara itu gampang tetapi mempertahankan negara untuk selama-lamanya itu susah. Itu adalah yang kita hadapi, bukan hanya Indonesia tetapi semua negara,” kata Sri Adiningsih.

Sumber : www.news.detik.com