Webinar Pra Haul ke-5 Abah Hasyim: Kiprah Abah Hasyim yang Religius Inspiratif di Tingkat Lokal (Pesantren dan Alumni)

Dalam rangka memperingati Haul Abah Hasyim Muzadi ke-5, IHM (Institut Hasyim Muzadi) berinisiasi dengan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok menggelar Webinar pra haul dengan tema “Kiprah Abah Hasyim di Tingkat Lokal (Pesantren dan Alumni) Sebagai Sosok yang Religius Inspiratif”. Acara yang berlangsung pada hari Senin, 14 Maret 2021 itu disiarkan langsung melalui channel youtube Al-Hikam Depok dan via Zoom Meeting. Webinar kali ini merupakan upaya untuk meneladani dan mengenang sosok Abah Hasyim Muzadi yang sangat inspiratif dan religius di mata para alumni, santri dan pesantren.

Dalam webinar ini turut menghadirkan para tokoh sebagai narasumber dari kalangan alumni dan sahabat karib Abah Hasyim Muzadi, yaitu Dr. Masykur Hidayat, SH., MH. (Perwakilan Sahabat Al-Hikam), Kiai Mohammad Nafi’ (Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang), dan 3 perwakilan pesantren binaan PROSAKTI (Program Masa Bakti) Al-Hikam dari 3 wilayah di Indonesia yakni wilayah tengah diwakili oleh Kiai Muhammad Arsyad (Ketua Tanfidziyah Polewali), Indonesia wilayah barat diwakili oleh Ust. Rifqi Sururi, S.Ag., sedangkan Indonesia wilayah timur diwakili Ust. Mursyid Saputra, S.Ag.
Mengenal Abah Hasyim Muzadi

Dalam penyampaian materi dari narasumber pertama, Dr. Masykur Hidayat, SH. MH. mengungkapkan bahwa mencari figur yang inspiratif seperti Abah di zaman sekarang sangatlah sulit. Hal itu dikarenakan karakter dakwah Abah yang sangat luas dan terbuka kepada siapapun membuat beliau sangat dihormati dan dipercaya dari berbagai kalangan bahkan dari para tokoh yang berseberangan dengan pemikiran Abah sekalipun.

Dr. Masykur yang termasuk santri generasi awal Al-Hikam Malang ini juga menambahkan bahwa Abah Hasyim adalah sosok yang sangat dekat dengan para santri dan pesantren. Abah sangat perhatian dan kerap kali menasehati tiap santri bahkan yang sudah alumni sekalipun. Maka tak mengherankan jika banyak para santrinya yang berhasil dan Pesantren Al-Hikam Malang terus mengalami perkembangan yang signifikan hingga sekarang.

PROSAKTI Wujud Kepedulian Abah terhadap Santri dan Pesantren

Narasumber selanjutnya, Kiai Muhammad Arsad menuturkan sosok Abah Hasyim ibarat mata air yang tak pernah kering. Meskipun beliau sudah wafat dan berpulang kehadirat Allah SWT akan tetapi semangat dan energi beliau senantiasa hidup dan menginspirasi banyak orang. Inilah yang bisa terlihat dalam program santri PROSAKTI di pesantrennya. Pengiriman santri di tempatnya untuk mengabdi tak hanya mendatangkan manfaat bagi para santri di pesantren namun juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Hal senada juga disampaikan Ust. Mursyid Saputra, S. Ag. sebagai narasumber ketiga. Menurutnya, Prosakti sebagai wujud dari inspiratifnya Abah Hasyim adalah program terstruktur yang bukan dibuat tanpa ada persiapan. Setiap santri akan dipersiapkan, dilatih dan dibekali terlebih dahulu di Al-Hikam sebelum diterjunkan ke berbagai daerah. Diketahui bahwa Ust. Mursyid merupakan salah satu alumni STKQ angkatan 3 yang mengikuti PROSAKTI di Timika, Papua. Di sana ia berhasil mendirikan pondok pesantren yang kemudian diberi nama dengan Ulumul Qur’an Hasyim Muzadi.

Jiwa mengayomi umat, melayani dan menempatkan seseorang sesuai dengan porsinya yang melekat pada diri Abah membuat beliau menjadi tokoh yang mudah dikenal dan dihargai khususnya bagi masyarakat Aceh. Hal inilah yang menurut Ust. Rifqi Sururi sebagai karakteristik khusus Abah yang tak dimiliki banyak orang. Maka tak ayal jika disebutkan nama Abah membuat orang lain segan dan hormat kepada siapapun yang menyebutkannya, seolah-olah memiliki kesaktian tersendiri.

PESMA, STKQ AL-Hikam dan Agenda Islam Rahmatan lil ‘alamin

Salah satu bentuk pengorbanan Abah yang dapat dirasakan hingga sekarang adalah mendirikan dua pesantren yang berbasis mahasiswa, yakni PESMA (Pesantren Mahasiswa) dan STKQ (Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an). Kiai Mohammad Nafi sebagai narasumber terakhir menceritakan bahwa motif dibalik didirikannya PESMA adalah bentuk kegelisahan Abah karena mengkhawatirkan keberlangsungan umat Islam di tengah problematika nasional dan internasional yang secara fakta tidak ada yang menggembirakan. Berbarengan dengan hal itu, Abah juga pernah didawuhi guru rohaninya,

“Pak Hasyim kumpulin sampah ya, syukur-syukur ia akan menjadi kompos, anak-anak itu akan menjadi orang pintar, bekali mereka dengan bismillah”

Melalui Pesantren Al-Hikam, Abah Hasyim menggabungkan keunggulan-keunggulan yang terdapat pada perguruan tinggi dan pesantren. Bahasa sederhana yang sering dituturkan Abah “Menyarungi mahasiswa dan menyelanai santri” yang bermakna mendidik orang pintar menjadi benar dan mendidik orang yang sudah benar menjadi pintar.

Sedangkan STKQ Al-Hikam didirikan karena keprihatinan Abah melihat banyak sekali para hafiz di Indonesia namun tidak alim. Berbanding terbalik dengan di luar sana yang selain hafiz juga alim. Dengan adanya STKQ, Abah ingin memproses para hafiz menjadi alim. Menurut Abah, alim itu itu harus memenuhi tiga syarat. Pertama, Alím bi ilmihi (tahu dengan keilmuannya), al-waqif ala sya’nihi (sosok yang berintegritas), dan bashîrun bi ahli zamanihi (mampu memahami zaman). Tiga hal itu tidak bisa diraih hanya dengan sebatas proses transformasi informasi melalui perkuliahan semata namun juga harus dengan mengabdi menghadapi problematika umat. Melalui Prosakti-lah, alumni STKQ diharapkan bisa menjadi penyongsong jembatan masa depan.

Kekhasan Abah dengan Islam rahmatan lil alamin yang dikampanyekan bukanlah sebuah konsep baru, tapi sudah ada dan menjadi karakteristik dari Islam itu sendiri. Konsep itu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dunia karena Abah menyampaikannya pada momen yang tepat yakni ketika tuduhan terhadap Islam sebagai dalang terorisme peristiwa 9/11 dan maraknya propaganda anti Islam di Barat. Melalui Islam rahmatan lil alamin, Abah berupaya menolak stigma negatif yang dilancarkan masyarakat Internasional kepada Islam dan mempromosikan kepada dunia bahwa Islam sebagai risalah dan ajaran itu menjadi rahmat bagi semuanya bukannya identik akan kekerasan dan terorisme.

Dengan adanya webinar ini, diharapkan bagi para santri dan alumni dapat kembali berkiprah dan meneruskan nilai-nilai keteladanan yang telah dipraktikkan oleh Abah Hasyim sebagai sosok yang religius dan inspiratif dalam setiap sendi kehidupan.

Penulis: M. Izharuddin
Editor: Ali Fitriana Rahmat, M. Ag