5 Tips Memilih Teman

“Seseorang itu mengikut agama (cara hidup) sahabatnya. Oleh karena itu hendaklah seseorang kamu melihat terlebih dahulu siapakah yang patut dijadikan sahabat

(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi)

Di dalam memilih teman hendaklah engkau perhatikan syarat-syarat berteman, maka janganlah kamu berteman dengan orang yang tidak layak untuk dijadikan teman. Dalam hal ini Imam Ghazali berpesan dalam kitab Bidayatul Hidayah dalam mencari teman harus memiliki 5 kriteria, yaitu:

1. Memiliki     akal

Memilih teman yang berakal yang dimaksud disini adalah bagaimana cara pola pikirnya. Apakah dia memiliki pola berpikir terbuka atau tertutup, karena orang yang memiliki pikiran terbuka akan selalu menyuruh maju. Sedangkan orang yang berpikiran tertutup akan sulit untuk maju atau menerima perubahan kemajuan-kemajuan baru.

Tidak ada kebaikan apabila menemui orang yang bodoh karena berteman dengan orang bodoh hanya menyebabkan kegelisahan dan percerai-beraian, sehingga musuh yang berakal lebih baik daripada teman yang bodoh. Oleh karena itu, sangat penting dalam memilih teman yang berilmu atau open minded. Dalam hal ini, sahabat Ali bin Abi Thalib RA berpesan dalam syairnya:

“Dan janganlah kamu berteman dengan orang yang jahil, berhati-hatilah dengannya

Maka betapa banyak orang jahil membinasakan atau memberikan kerugian kepada orang alim karena ia berteman dengannya

Seseorang itu akan dinilai mengikuti sahabat yang ia berjalan dengannya “

Inti dari syair ini adalah betapa pentingnya untuk memilih teman yang terbuka pikirannya dan memilih teman yang dapat membuat seseorang tumbuh.

2. Baik akhlaknya

 Janganlah berteman dengan orang yang jelek akhlaknya, yaitu orang yang tidak bisa menguasai amarahnya dan ketika bersyahwat. Maka carilah teman yang memiliki inspirasi kebaikan yang tumbuh dari akhlak yang baik sehingga kita akan mengikuti kebiasaan yang baik karena dari kebiasaan akan membentuk karakter dan dari karakter akan membentuk akhlak.

            Wasiat Al-Qamah pada anaknya ketika beliau mendekati kematiannya:

Wahai anakku, apabila kamu berteman dengan seseorang maka bertemanlah dengan orang yang;

a.       Ketika kamu memberi kebaikan kepadanya maka dia akan menjagamu

b.      Bisa menghiasimu, memberikan nilai tambah

c.       Selalu ada ketika sulit atau selalu ada dalam kondisi apapun

d.      Apabila kamu menolongnya dia akan menolongmu kembali

3. Saleh

Maka janganlah kamu berteman dengan orang yang fasik karena terus-menerus berbuat kemaksiatan  dan dosa besar, karena orang yang takut kepada Allah tidak akan berbuat dosa besar dan selalu terus-menerus berbuat kebaikan

4. Janganlah berteman dengan orang yang tamak dunia

Janganlah kita berteman dengan orang yang cinta dunia. Kita boleh berteman dengan orang yang mengejar dunia tapi tidak sampai tamak dunia seperti kita berteman dengan orang yang giat bekerja dan belajar. Orang yang hanya ingin mendapatkan ridho dari Allah SWT, maka apabila dia telah berusaha dan hasilnya tidak sesuai dengan harapannya maka tidak pernah merasakan kecewa.

Berteman dengan orang yang fasik akan menjadi racun yang membunuh karena doktrin-doktrinnya yang menancap di otak kita. Dari situ, muncul kebiasaan buruk yang dengan mudah untuk diikuti. Jika kita suka berkumpul dengan yang cinta dunia akan menjadikan kita cinta dunia. Sebaliknya, apabila kita berteman dengan orang yang zuhud dunia maka kita akan menjadi zuhud dunia.

5. Jujur

Jujur bukan hanya dalam kata-katanya tapi juga jujur ​​dalam keadaan dirinya sendiri. Orang yang jujur ​​pada dirinya sendiri ia akan mengubah apa yang kurang baik dengannya maka ia akan menerima apa adanya. Apabila ia punya kebaikan maka ia akan menyebarkannya dan bila ia buruk maka akan berusaha mengubahnya.

Maka janganlah berteman dengan orang yang pendusta sehingga dia akan menipu kita, karena ia laksana fatamorgana yang seakan-akan mendekatkan yang jauh atau yang menjauhkan yang dekat.

Manusia itu dibagi menjadi 3 macam yaitu:

1.                  Manusia yang seperti makanan

Kita akan butuh mereka yang membawa faedah dan motivasi baik

2.                  Manusia yang seperti obat

Maka kita harus tahu kapan kita harus berteman dengannya dan kapan kita tidak berteman dengannya

3.                  Manusia yang membawa bala

Kehadirannya hanya akan merusak dan menjerumuskan kita ke dalam lubang keburukan.

Baca Juga: WEBINAR INSANI TALK 2021 | “Berteman dengan Kegagalan”

Sumber: Ngaji Ahad bersama Ust. Mahmud Najahul Ulum, S.Ag

Editor: Tim Jurnalis Al-Hikam