walisongoonline.com– Tokoh bangsa sekaligus salah satu pendiri dari Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok, K.H. Ahmad Hasyim Muzadi telah berpulang ke Rahmatullah sejak lima tahun silam. Pada Ahad pagi 20 Maret 2022, digelar haul di pondok pesantren Al-Hikam Depok untuk mendoakan ulama yang dikenal sebagai tokoh penggagas konsep Islam rahmatan lil ‘alamin.
Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar yang hadir dalam haul K.H. Ahmad Hasyim Muzadi menuturkan, haul ini digelar untuk menggali sumber-sumber kebaikan dari apa yang telah diperjuangkan oleh Abah Hasyim Muzadi semasa hidupnya. “Para generasi muda, santriwan dan santriwati, serta mahasiswa dan mahasiswi di Al-Hikam ini, mari kita gali kebaikan-kebaikan (manqobah) dan apa yang telah diwasiatkan beliau,” ujar Kiai Miftachul Akhyar.
Menurut Kiai Miftachul Akhyar, setelah wafatnya Presiden Soekarno, bangsa Indonesia sulit mendapatkan seseorang yang memiliki retorika dalam penyampaian pesan yang cantik, indah, berurutan, serta rapi (munazzam). Tak ada yang lain setelahnya kecuali K.H. Hasyim Muzadi. Hal ini dapat dibuktikan bagaimana semasa hidupnya, Kiai Hasyim telah berkeliling ke berbagai negara di belahan dunia membawakan pidatonya. Bahkan, Kiai Miftachul Akhyar sendiri dalam beberapa kesempatan pernah ikut serta Kiai Hasyim Muzadi berkeliling dunia, seperti ke Mesir dan Lebanon. “Beliau telah melanglang buana ke manca negara, kemanapun. Semua sudah dijelajahi. Bahkan saya pernah beberapa kali katut (diajak) ke Mesir, ke Lebanon juga katut,” katanya.

Selain itu, dalam acara haul tersebut, dengan hadirnya banyak tokoh agama dan masyarakat, serta jamaah yang membeludak menjadi bukti bahwa Kiai Hasyim Muzadi merupakan orang yang baik. K.H. Miftachul Akhyar mengutip satu hadis yang berbunyi:
إذَا أَحْبَبْتُمْ أَنْ تَعْلَمُوا مَا لِلْعَبْدِ عِنْدَ رَبِّهِ فَاُنْظُرُوا مَاذَا يَتْبَعُهُ مِنْ حُسْنِ الثَّنَاءِ
“Kalau kalian ingin mengetahui derajat (maqam) seseorang di sisi Allah SWT., maka (setelah wafatnya) lihat saja seberapa banyak orang yang memuji-muji (memberikan pengakuan baik) padanya.”
“Dan ini kita tidak bisa tutup mata akan pengakuan-pengakuan baik, pujian-pujian baik (termasuk saya al-faqir), bahwa beliau benar-benar orang yang minas salihin (termasuk orang-orang yang baik). Orang yang pernah diwujudkan oleh Allah SWT. di dunia ini untuk mengisi sebagian dari kehidupan dunia, mewarnai langkah-langkah kita selama hidup,” ujar Kiai Miftachul Akhyar.
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengatakan, bahwasanya K.H. Hasyim Muzadi mempunyai cita-cita yang luar biasa. Menurut Kiai Miftachul Akhyar, manifestasi dari luar biasanya cita-cita beliau dapat kita lihat secara seksama dari apa yang beliau tinggalkan pasca wafatnya, tidak lain dan tidak bukan yakni pondok pesantren. “Cita-cita beliau (K.H. Hasyim Muzadi) luar biasa, sehingga tidak ada lain apa yang beliau tinggalkan adalah warisan pondok pesantren. Pondok pesantren bukan sekadar warisan Walisongo, tapi memang warisan Rasulullah Saw.,” katanya.
Kiai Miftachul Akhyar berharap, keluarga besar almaghfurlah K.H. Hasyim Muzadi bisa meneruskan kebaikan-kebaikan Kiai Hasyim semasa hidupnya. Tak hanya itu, beliau juga berharap kepada para santri dan handai taulan Abah Hasyim–ungkapan akrab bagi K.H. Hasyim Muzadi–untuk dapat terus memberikan dorongan kebaikan.
Menurut K.H. Miftachul Akhyar, adanya rangkaian acara seperti haul yang diadakan ini sebagai momen untuk membangkitkan kembali sumber-sumber kebaikan dan menyegarkan memori kebersamaan dengan Abah Hasyim Muzadi. “Jadikan halaqah-halaqah semacam ini, dzikra-dzikra semacam ini untuk membangkitkan kembali sumber-sumber kebaikan. Kita alhamdulillah berkumpul di peringatan haul ini seperti merasakan zaman beliau (K.H. Hasyim Muzadi) masih hidup,” ungkap beliau.
Penulis: Arnawan Dwi Nugraha
Editor: Ali Fitriana Rahmat, M.Ag.