08 Juli 2022 M/08 Zulhijah 1443 H
Khatib: Ust. Arif Rohman, S.Ag
Khotbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ ، وَعَلَى الْهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمُنَزَّهُ عَنْ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي كَانَ خَلْقُهُ الْقُرْآنَ
أَمَّا بَعْدُ ، عِبَادِ الرَّحْمَنِ، فَإِنِّي أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْمُئَانِ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، الْقَائِلُ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah kepada kita, untuk selalu bertaqwa kepada-Nya, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Selawat salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat, sehingga kita kelak mendapatkan syafa’at.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Manusia hidup di dunia ini laksana sedang menyusuri sebuah jalan untuk menuju suatu tujuan. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, manusia harus meniti jalan dengan hati-hati dan sungguh-sungguh, serta selalu waspada setiap saat, serta mematuhi rambu-rambu yang ada.
Tujuan akhir tersebut adalah rida Allah SWT. Dalam perjalanan tersebut ada kalanya rintangan dan cobaan, ada yang terlena, akhirnya malah berhenti dan keluar jalan, ada juga yang lurus meniti jalan dengan istiqomah.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam kehidupan manusia membawa 2 misi kehidupan, yaitu beribadah dan berkhidmah atau (hablun minallah dan hablun minan nasi). Misi pertama yaitu beribadah menghamba kepada Allah, dalam surah Ad-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Menurut para mufasir, ayat ini terbilang pendek, namun maknanya sangat luas, dimana tujuan penciptaan jin dan manusia adalah beribadah kepada Allah SWT, yang menjadi salah satu misi nabi Muhammad untuk mengajak umatnya mengesakan Allah SWT dengan beribadah.
Pada ayat tersebut jin disebut lebih awal, karena jin diciptakan lebih dulu ketimbang manusia, dan pada saat penciptaan Nabi Adam AS sebagai manusia pertama, maka seluruh makhluk sebelumnya diperintahkan oleh Allah untuk menyambut kehadirannyadengan sujud penghormatan, namun diantara mereka ada yang tindak tunduk dengan perintah Allah tersebut, yaitu iblis dari golongan Jin.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam ayat ini digambarkan bahwa ibadah itu, bukannya Allah membutuhkan ibadahnya jin dan manusia, tapi merekalah yang membutuhkan ibadah kepada Allah. Dalam beribadah menghamba kepada Allah itu adakalanya dengan sukarela maupun dengan keadaan terpaksa. Namun Kita yakini bahwa beribadah kepada Allah itu pasti sangat bermanfaat. Oleh sebab itu sebagai manusia haruslah dalam setiap kegiatan, diniatkan untuk ibadah kepada Allah. Pemahaman ini haruslah kita tularkan kepada generasi selanjutnya, karena menjadi salah satu tujuan pendidikan adalah mampu mengantarkan manusia kapada pemahaman hakikat dirinya diciptakan, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Barang siapa mengetahui dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ، فَقَدْ عَرَفَ رَبُّهُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Perlu disadari bahwa ketika beribadah kepada Allah SWT. seharusnya terjalin hubungan yang harmonis antara hamba dengan sang penciptanya yaitu Allah SWT. disaat kita beribadah tersebut merupakan bentuk real bersyukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan fasilitas lengkap kepada kita. Dan ibadah tersebut tidak hanya terbatas pada salat, zakat, puasa, haji.
Namun semua aspek kehidupan haruslah menjadi niat ibadah kepada Allah. Beribadah ini, mengajari kita untuk tidak merasa orang paling, merasa sombong dan lain sebaginya, karena sejatinya manusia dan makhluk-makhluk lainnya adalah lemah dan pasti membutuhkan pertolongan dari pihak lain. Hal ini sudah digambarkan bagaimana lemahnya manusia dalam surah Ar- rum ayat 54.
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ.
“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Misi kedua manusia adalah berkhidmah (hablun minan nas)
Dalam hubungan antar manusia, akan terjadi kegiatan saling mempengerahui baik secara verbal maupun non verbal, dan saling mempengaruhi itu termasuk dari unsur yang terkandung dalam kepemimpinan, siapa yang lebih besar pengaruhnya, yang lebih banyak memberikan manfaatnya akan dianggap sebagai pemimpin non struktural.
Dalam Al-Qur’an, pemimpin dikatakan salah satunya dengan kalimat khalifah, sebagaimana terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 30
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dalam sejarahnya, pengangkatan manusia menjadi khalifah telah ditentang oleh malaikat yang ahli ibadah, patuh perintah, tidak maksiat, selalu bertasbih dan memuji Allah. Bahwasanya manusia memiliki tabiat senang membuat kerusakan. Namun semuanya itu sia-sia, karena hanyalah Allah yang Maha Mengetahui apa yang akan datang. Memang dalam diri manusia ada aspek negatif, namun aspek positifnya jauh lebih banyak.
Oleh karena itu, ketika Allah sudah memberikan kepada manusia sisi baik dan aspek postifnya, maka jadilah manusia yang bertanggung jawab akan kepercayaan itu dan kepemimpinannya, serta selalu berbuat baik dan memberikan mafaat kepada manusia lainnya.
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan pendiri Pesantren Al-Hikam Abah Hasyim Muzadi “Orang yang tidak berbuat apapun untuk kemaslahatan umat justru akan dililit permasalahannya sendiri” juga “Orang yang memperjuangkan umat tidak akan kekurangan dan orang yang memperjuangkan diri sendiri belum tentu berlebihan.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Memang, seharusnya kita tidak egois, untuk memikirkan kebahagian sendiri, adakalanya mengurusi diri sendiri, namun jangan berhenti hanya sampai disitu, terus Berbuat baiklah kepada orang lain, in ahsantum ahsantum li anfusikum Awal ayat 7 surah Al-Isra’ karena berbuat baik kepada orang lain itu sebenarnya sama dengan kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri.
“Kalau kamu berbuat baik kepada orang lain, jangan kira kamu itu rugi. Sesungguhnya perbuatan baik kepada orang lain itu, kamu sedang berbuat baik kepada dirimu sendiri”. Bahkan orang yang terus berbuat baik kepada orang lain itu hasilnya tidak hanya dinikmati oleh yang melakukan, tapi keturunannya juga akan menikmati hasil dari kebaikan itu.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Itulah kedua misi kehidupan manusia, kalo tidak beribadah, ya berhidmah. Mudah-mudahan khutbah singkat ini ada guna dan manfaatnya untuk pribadi, semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada kita untuk istiqomah dalam beribadah dan berkhidmah.
Khotbah Kedua
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفَرَ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّي وَأَسْلِّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلُ الْوَفَاءِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا . اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارَكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتُ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ. فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ . اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوفِ الْمُخْتَلِفَةِ وَالشَّدَائِدِ وَالْمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
عِبَادُ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالِاخْتَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقَرْنِيِّ وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ وَلِذِكْرِ اللَّهِ أَكْبَر