MOHKAM 2022 Kembali Dibuka

Rabu (25/08), STKQ Al-Hikam Depok sukses menggelar pembukaan Masa Orientasi Mahasiswa Al-Hikam (MOHKAM) 2022. Pembukaan MOHKAM tahun ini yang digelar di selasar Masjid Al-Hikam mengusung tema “Mahasantri Berdalil Ilmiah, Moderat, dan Berakhlak Qur’ani”. Sebanyak 44 mahasantri yang terdiri dari 27 mahasiswa dan 17 mahasiswi  akan mengikuti kegiatan ini selama rentang waktu satu minggu kedepan.

Dalam pembukaan tersebut dihadiri oleh Ustaz Hamzah, M.A., selaku wakil ketua Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam, KH. Muhammad Yusron Shidqi, Lc., M.Ag., selaku kepala Pesantren Al-Hikam, dan Muhammad Idha Fadilah, Ketua Dewan Ekskutif Mahasiswa (DEMA) STKQ.

Ustaz Hamzah mengatakan dalam sambutannya, kata mohkam berasal dari Bahasa Arab, bentuk isim fa’il dari asal kata “ahkama-yuhkimu-ihkaman” yang berarti memperkuat atau mempererat. Sehingga diharapkan dengan diadakannya MOHKAM ini bisa memperkuat hubungan antar mahasiswa baru maupun dengan yang lama. Selain itu, beliau juga menyebutkan visi yang dibangun dari PRODI STKQ.

Ust. Hamzah, M.A. saat memberikan sambutan

“Ada tiga hal yang menjadi visi dalam Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yaitu; menjadi mufassir pemula, menjadi peneliti pemula dan menjadi akademisi”, ucap beliau.

Langkah pertama untuk bisa menjadi mufassir pemula yaitu harus memahami dan menguasai ilmu tata bahasa, baik Bahasa Arab ataupun Bahasa Inggris agar bisa membaca literasi. Kemudian wujud untuk bisa menjadi peneliti pemula yaitu dengan melakukan penelitian tentang Al-Qur’an, living Qur’an, mushaf-mushaf Al-Qur’an, dan semacamnya. Sedangkan wujud akademisi yaitu dengan menjadi seorang guru ataupun dosen.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Pesantren Al-Hikam, K.H. M. Yusron Shidqi. Beliau menyampaikan pesan terkait pentingnya menyeimbangkan antara kuliah dan hafalan. “Kuliah itu butuh sesuatu yang lebih dari sekedar hafalan, hafalan itu syarat dan kuliah itu rukun. Dasar salat itu kalau tidak dari syarat berarti rukun, tidak bisa kalau mengatakan syarat lebih penting, rukun tidak penting. Sehingga syarat masuk ke STKQ adalah harus hafal Al-Qur’an,” ujar beliau.

Sambutan dari Pengasuh Pesantren Al-Hikam, K.H. M. Yusron Shidqi, Lc. M.A.

Menurut beliau, antara syarat dan rukun itu tidak dapat dipisahkan. Apabila syarat itu dihilangkan, maka kuliahnya tidak akan sukses. Jika tugas atau tanggungjawab yang ada di kampus ditinggalkan, maka kuliahnya tidak akan sukses pula.

Terakhir Gus Yusron (nama panggilannya) menyampaikan supaya tidak menyia-nyiakan beasiswa yang sudah diberikan. “Para donatur memberikan beasiswa untuk kalian bukan untuk main-main selama di Al-Hikam, jangan kecewakan donatur yang sudah rela berkorban demi kalian”, pungkas beliau di akhir sambutan.

Pewarta: Habibullah

Editor: Tim Jurnalis

Baca juga: Resmi Dibuka, Santri Angkatan 6 PESMA Siap KKN Di Desa Ciganjur