Kenang Wafatnya Abah Abdul Bashir, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok Adakan Jalsatul Wafa’

Depok, walisongoongline.com – Ahad (08/01/2023) dalam rangka mengenang 40 hari wafatnya Abah Bashir, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok adakan Jalsatul Wafa’. Kegiatan yang digelar di selasar Masjid Al-Hikam tersebut dimulai pukul 09.00 WIB.

Turut hadir dalam acara tersebut K.H. Abdul Muhaimin Zein, K.H. Ahmad Fatoni, para asatiz, mahasantri dan alumni pesantren Al-Furqon Tulis dan Al-Hikam Depok, serta keluarga besar almarhum.

Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh saudara Mohyiddin, mahasantri Al-Hikam. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan khotmil Qur’an yang dipimpin Gus Farid Anshori, putra Abah Bashir.

Baca juga: Profil Pondok Pesantren Al-Furqon Tulis

Dalam sambutan sebagai shohibul bait sekaligus mewakili keluarga, Gus Yusron mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para jamaah yang hadir. “Acara ini dinamakan Jalsatul Wafa’ yang berarti Majelis Penghargaan. Karena kami sadari banyak hal berharga dari Abah Bashir yang luput dari keluarga. Tapi justru banyak diketahui oleh orang lain,” ungkap Gus Yusron selaku menantu dari almarhum.

Suasana Jalsatul Wafa’ Abah Abdul Bashir

Acara Jalsatul Wafa’ dilanjutkan dengan testimoni dari beberapa tokoh yang kenal dekat dengan Abah Bashir. Pertama  K.H. Abdul Muhaimin Zein selaku teman dekat almarhum, K.H. Ahmad Marwazie, teman seperguruan sewaktu belajar dengan Syeikh Yasin Al-Fadani di Mekkah dan Ustaz Ahmad Pranggono, alumni Pesantren Al-Furqon Tulis. Ketiganya menceritakan kisahnya selama bertemu dan bergaul dengan Abah Bashir.

Baca juga: KH. Abdul Bashir Muchtar, MA: Murid Pertama Abuya Dimyati Banten, Permata Tersembunyi dari Jepara

Dalam acara ini, K.H. Ahmad Fatoni juga berbagi kisah dan pengalaman beliau bersama Abah Bashir. “Saya satu kuliah bersama beliau selama di Jamiah Islamiyah Madinah. Dan beliau itu orang cerdas. Mulai dari awal sampai akhir tahun, nilainya selalu mumtaz. Makanya beliau bisa meneruskan sampai pasca sarjana di sana,” ungkap beliau.

Yai Fatoni, sapaan akrab beliau, juga menyebutkan bahwa almarhum sosok yang memiki akhlak dan etika yang luhur. “Beliau orang yang tawaduk, pendiam, wara’, kalau bicara dengan temannya tidak pernah suaranya lebih tinggi,” jelas Yai Fatoni.

“Insyaallah min ahli quran, karena beliau memang hafal quran, alim, pengasuh pesantren quran, dan semua putra-putrinya juga hafal quran. Semoga beliau selalu dinaikkan derajatnya oleh Allah SWT,” doa beliau sebelum menutup testimoni.