Rabu, 18 Oktober 2023, Palestina kembali mendapat gempuran dari Israel, bahkan lebih parah. Serangan udara melancar ke pusat penyembuhan luka umat manusia, rumah sakit. Lebih dari 500 orang meninggal dunia, puluhan orang luka-luka, sebagian yang lain mendapatkan kerugian yang besar. Apakah kita akan diam saja?
Hampir setiap dari kita merasa tidak mampu ikut berjuang bersama pasukan Palestina. Membantu dari segi logistik dan finansial juga hanya sepeser-dua peser dam tentu mereka membutuhkan lebih dari itu.
Akan tetapi apakah benar mereka membutuhkan tenaga, logistik dan finansial kita? Penulis kira jawabannya lebih dari itu. Mereka membutuhkan sesuatu yang lebih besar, kemerdekaan dan kebebasan. Mereka tidak membutuhkan sesuatu melebihi dua hal itu.
baca juga: https://www.liputan6.com/global/read/5439164/kabar-palestina-dokter-rs-indonesia-histeris-saat-melihat-anak-sendiri-jadi-korban-serangan-israel-di-gaza?page=3
Jika kita tilik ulang, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa kita kerjakan sebagai sebagai umat muslim dan manusia abad 21. Namun sayangnya kita luput memikirkannya dan melakukannya.
Sebagai umat muslim kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalanya, tentu kita bisa mendoakan dengan sungguh-sungguh sesering mungkin. Di beberapa masjid telah dirutinkan membaca Doa Qunut Nazilah setiap salat, termasuk di Masjid Al-Hikam Depok, sebuah masjid peninggalan KH. Hasyim Muzadi (ketua PBNU masa khidmat 2000-2010) yang berada di Depok.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا لِقَتْلِ القُرَّاءُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ. (متفق عليه)
Artinya, “Sungguh Nabi SAW. membaca doa qunut (nazilah) selama sebulan karena (tragedi) terbunuhnya para Qurra’ (ahli al-Qur’an) radhiyallahu ‘anhum.” (Bukhari dan Muslim).
Hal kedua yang bisa kita lakukan adalah menganggap peperangan antara Palestina dan Israel bukanlah sesuatu yang lumrah. Berita dan postingan korban tidak berdosa tercecer dan tenggelam saking lazimnya. Seolah mereka hanya berkeinginan untuk viral dengan memamerkan kesusahan mereka. Nauzubillah.
baca juga: https://walisongoonline.com/17-juli-kilas-balik-sejarah-dan-perspektif-keadilan-dalam-islam/
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]
Bila kita mampu untuk menjadi muslim yang kuat dengan memposting keadaan Palestina di akun sosmed kita, kenapa tidak. Meneriakkan kebebasan di medsos untuk Palestina tentu lebih mendapat pahala daripada hanya mendoakan.
Mari kita bantu memerdekakan Palestina dengan mengatakan pada dunia cukup sudahi peperangan yang merenggut nyawa tidak berdosa. Biarkan anak-anak menikmati masa bermainnya. Biarkan kehidupan berjalan dengan damai dan merdeka selayaknya negara-negara tempat kita tinggal.