Berpolitik yang Baik Menurut Ajaran Islam

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan dengan adilSesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesunguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa [4]: 58)

Depok, Walisongoonline-Dalam waktu dekat menuju pemilihan presiden, suasana mulai memanas. Banyak isu yang tersebar di masyarakat dari setiap calon presiden, baik yang pro maupun  kontra. Berita  miring mulai bermunculan bersamaan dengan adanya pilpres. Setiap kelompok akan melakukan segala cara agar kandidatnya menang.

Sebuah pemerintah ada yang namanya politik. Dalam Islam, dunia politik sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad, yaitu ketika fathul Makkah, beliau mengajarkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Pada saat itu sekitar 606 H terjadi pertikaian antar kabilah Suku Quraish, disebabkan perdebatan siapa yang paling  berhak untuk mengangkat dan meletakkan Hajar Aswad. Nabi Muhammad berhasil menyelesaikan masalah itu tanpa adanya perselisihan antar kabilah, yaitu dengan membentangkan serbannya dan meletakkan batu tersebut di tengah kain serban. Beliau kemudian menyuruh perwakilan dari masing-masing kabilah untuk memegang ujung sorban dan mengangkat Hajar Aswad hingga mendekati Ka’bah. Setelah itu, Nabi Muhammad kembali meletakkannya ke tempat semula di lubang pojok Ka’bah.

Baca Juga: Inilah Syarat Dikatakan Sedekah Menurut QS. Al-Baqarah [2]: 3

Politik itu baik dan tidak kotor, menjadi tidak baik karena pelaku politik itu sendiri. Banyak yang menjual politik untuk kepentingan kelompok tertentu dan menggunakannya dengan tidak benar. Padahal politik adalah sebuah cara atau kebijakan pemerintah untuk kepentingan bersama. Dalam Islam, politik merupakan sebuah amanah yang diberikan kepada seseorang untuk memimpin wilayahnya dengan baik. Amanah akan dilaksankan dengan baik ketika diberikan kepada seseorang yang jujur dan bertanggungjawab. Ketika amanah itu dijalankan maka akan menciptakan sebuah negara yang damai dan semua masalah bisa terselesaikan.

Setiap rakyat berhak memilih pemimpinnya tanpa adanya paksaan. Rakyat juga wajib memilih pemimpin yang baik dan amanah. Jadi, ketika ingin memilih pemimpin harus dilihat terlebih dahulu, apakah seseorang itu amanah atau tidak. Dalam  memilih seorang pemimpin akan  terjadi timbal balik, apabila memilih pemimpin yang baik maka mereka akan mendapatkan kebaikannya. Sebaliknya, apabila memilih pemimpin yang zalim maka mereka akan mendapatkan kezalimannya.

Politik tidak luput dari hukum. Setiap pemerintah pasti memiliki peraturan yang terbentuk melalui hasil musyawarah. Sebuah hukum harus adil untuk semua manusia tanpa memandang latar belakang. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nisa [4]: 58, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesunguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dapat diambil kesimpulannya bahwa pilihlah pemimpin yang amanah, karena amanah merupakan kunci dari segalanya. Abah Hasyim Muzadi pernah berkata, “Kuncinya politik adalah amanah, asal yang dipilih amanah, sudah selesai.”