Mental Tak Sehat Pertanda Iman Tak Kuat

Depok, walisongoonline.com – Melihat banyaknya berita yang beredar, tak sedikit orang memilih bunuh diri sebagai pilihan terakhir dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya. Dengan bunuh diri, seseorang merasa permasalahannya akan usai. Berbagai hiruk pikuk permasalahan dunia dirasa akan sirna usai ia mengakhiri hidupnya.

Seseorang yang depresi akan masalah, dapat mengganggu kesehatan mentalnya. Putus asa dalam menjalani kehidupan, merasa hidup tak aman dan kesepian. Sehingga, dengan bunuh dirilah seolah menjadi jawaban dari penyelesaian masalah yang ia hadapi.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan arti sehat sebagai keadaan diri yang sempurna, baik fisik, mental maupun sosial yang tidak hanya terbebas dari penyakit, kelemahan atau kekurangan.

Namun, perlu diketahui juga bahwa salah satu penyebab seseorang memiliki penyakit mental ialah dengan kurangnya iman kepada Tuhan.

Baca Juga: Melalui Seminar, Pesantren Al-Hikam Depok Didik Para Santri Mampu Meningkatkan Kesehatan Mental Masyarakat

Agama Islam di dalam Al-Qur’an-nya menjelaskan bahwa janganlah seseorang berputus asa dari rahmat Allah. Tidaklah ada seseorang yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.

Pada Surah Yusuf tersebut telah menegaskan bahwa hanya orang kafir-lah yang berputus asa dari rahmat Allah.

Setiap agama memerlukan keimanan atau keyakinan. Mempercayai sesuatu yang penting dalam agama disebut iman. Setiap agama pun mengajarkan bagaimana semestinya seseorang bertuhan. Rukun iman yang pertama dalam pengajaran Agama Islam telah menjelaskan bahwa pertama yang harus seseorang imani adalah Tuhan.

Ketika seseorang telah meyakini Tuhan dengan kesadaran penuh, ia senantiasa akan menjalani kehidupan dengan tenang. Meyakini bahwa dirinya hadir di muka bumi dengan alasan yang jelas, menjadi manusia yang bermanfaat. Ia tidak akan memilih untuk bunuh diri sebagai jalan keluar dalam menyelesaikan suatu masalah.

Seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa’ pada potongan ayat 29, sebagai berikut:

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

“Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Saat berbagai masalah datang, seseorang akan menerima dengan lapang dada dan percaya bahwa Tuhan tak mungkin meninggalkannya sendirian. Seseorang akan sadar bahwa Tuhan tak akan memberikan ujian diluar batas kemampuannya, Lā yukallifullāhu nafsa(n) illā wus’ahā. Tuhan senantiasa menemani, serta mengasihi.

Baca Juga: Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam; Menyongsong Pesantren yang Sehat Jiwa dan Raga

Saat seseorang telah meyakini adanya Tuhan, maka seseorang tidak akan merasakan kesedihan yang berlarut, rasa takut yang berlebihan, merasa tidak aman dan percaya pada diri sendiri, ikhlas dengan apa yang ia terima, tenang dalam menjalani kehidupannya dan yang terakhir yang paling utama adalah keadaan mentalnya yang senantiasa sehat.

Saat seseorang telah meyakini adanya Tuhan, senantiasa akan rajin beribadah. Bersandar dengan apa yang menjadikannya kuat dalam menjalani kehidupan.

Dalam permasalahan ini, peran psikolog juga dapat menjadi tempat bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental dalam menemukan solusi kegelisahannya. Memberikan solusi atas apa yang seharusnya ia lakukan. Namun, kembali pada poin awal bahwa kurangnya iman kepada Tuhan memang sangat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang dalam menjalani kehidupan.

Perlu diketahui pula bahwa, keimanan yang dimiliki setiap orang pun memiki kadarnya. Ada fase di mana seseorang memiliki iman yang begitu kuat serta sebealiknya.

Ketika iman sedang melemah, Allah menganjurkan hamba-Nya agar senantiasa beribadah kepada-Nya, memperbanyak amal salih, dan meninggalkan perbuatan tercela. Karena dengan sering berbuat maksiat, sangat mempengaruhi kadar keimanan seseorang.

Semoga kita semua senantiasa dapat meningkatkan kadar keimanan setiap harinya, serta dipermudah dalam mengerjakan amal kebajikan.