JATMAN DKI Lantik Pengurus Baru di Pesma Al-Hikam

Depok, walisongoonline.com – Pesantren Al-Hikam Depok menjadi tuan rumah dalam acara pelantikan pengurus Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho DKI Jakarta Periode 2024 – 2029. Kegiatan ini diadakan pada Ahad, 11 Agustus 2024 di Selasar Masjid Al-Hikam Depok.

Pengertian Jatman

Melansir dari laman NU Online, bahwa JATMAN merupakan badan otonom yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU). Anggotanya terdiri dari tarekat-tarekat muktabarah di Indonesia. Singkatnya, JATMAN berarti kumpulan para pengamal tarekat muktabarah NU.

Kegiatan ini diawali dengan pembacaan shalawat oleh hadroh Hasyimiyah, menyanyikan lagu kebangsaan, pembacaan Pancasila dan ikrar kebangsaan. kemudian dilanjut dengan sambutan-sambutan, proses pelantikan hingga pembacaan ikrar/janji.

Selain itu, acara diisi dengan kajian kelembagaan dan diskusi tematik yang bertema ‘sejarah dan peranan penting ahli thariqah shufiyyah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia’.

Acara pelantikan ini turut dihadiri oleh Syekh Dr. Abdul Mun’iem Al Ghumari (Mursyid Am Thariqah Shidiqiyah Darqawiyah Syadziliyah – Maroko), Dr. KH Syamsul Ma’arif, MA (Ketua PWNU DKI Jakarta), Drs. KH Muhammad Yunus Abdul Hamid (Rais Majelis Ifta JATMAN DKI), para kiai dan mursyid thoriqoh JATMAN DKI, serta para jama’ah thoriqoh dan masyarakat umum.

Pelantikan pengurus baru JATMAN DKI 2024-2029 di selasar masjid Al-Hikam pada Ahad, 11 Agustus 2024

Sekitar 100 orang akan dilantik menjadi pengurus JATMAN Wustho (wilayah setingkat provinsi) Oleh KH Ali Mas’adi (wakil Rais Aam) dan KH. Mashudi yang merupakan Sekjen JATMAN Aliyah (pusat). Setelah dilantik masing-masing pengurus baru membaca ikrar yang dibimbing oleh KH. Mashudi.

Baca Juga : Kiai Hilmi Sampaikan Cara Mensyukuri Kemerdekaan

KH. Yusron Shidqi, Lc., MA dalam sambutannya sebagai tuan rumah dari Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasihnya. Sebab telah menjadi bagian penting dalam kegiatan pelantikan pengurus JATMAN DKI periode ini.

Oleh karena itu, sebagaimana motto pesantren Gus Yusron berharap semoga Pesantren Al-Hikam ini diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Allah SWT. agar senantiasa istiqamah dalam menjaga akidah syariat dan tasawuf islamiyyah yang digariskan oleh para rasul dan ulama. Di penghujung sambutan, pengasuh pesantren ini juga berharap semoga momentum ini menjadi awal hubungan baik antara Pesantren Al-Hikam dengan tokoh Masyarakat.

Pesan Ketua PWNU DKI Kepada Warga Nahdliyyin

Selain Gus Yusron, Dr. KH Syamsul Ma’arif, MA juga memaparkan terkait dua hal yang tidak lepas dari masyarakat jam’iyah nahdliyyin. Pertama, menjaga nilai-nilai keagamaan yang bersumber pada ajaran ahlus sunnah wal jama’ah. Baik dari hambatan atau pun tantangan pemikiran yang datang dari kelompok awam keagamaan. Seperti halnya kelompok yang mengedepankan tekstual maupun kelompok luar yang mengedepankan paham liberal.

“kalau meminjam istilahnya KH. Ma’ruf Amin, pola pengembangan pemahaman ini dikenal dengan la tekstualian wala liberalian”. Terang ketua PWNU DKI Jakarta.

Artinya, dalam pola pemahaman ini adakalanya kita mempertahankan secara teks. Akan tetapi, di lain sisi juga dituntut pola pengembangan secara kontekstual. Hal demikian adalah gaya-gaya yang selalu dikembangkan oleh ulama NU. Kedua, menjaga komitmen nilai-nilai kebangsaan. Kedua prinsip tersebut seyogyanya harus berjalan beriringan, tidak boleh saing bertabrakan.

JATMAN memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu, JATMAN lebih maju dibanding badan otonom NU lain. Terlebih dalam setiap rangkaian kegiatan, JATMAN selalu ada sesi pembacaan Pancasila. Hal ini lah yang menambah poin plus pada organisasi JATMAN”, tegas Syamsul Ma’arif.

Oleh karena itu, menurut ketua PWNU DKI warga nahdliyyin diharapkan mampu bersikap tegak lurus terhadap fatwa yang disampaikan ketua PBNU ataupun Rais Aam. Hal ini untuk menyikapi isu-isu yang ada.

Demikian acara pelantikan pengurus JATMAN DKI periode 2024-2029 yang kemudian dilanjut dengan kajian diskusi tematik tasawuf. Yakni ‘peranan tasawuf dalam kemerdekaan Indonesia’.