Depok, Walisongoonline.com – Pada acara wisuda Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an yang ke sembilan menghadirkan Walid Ahsin Sakho Muhammad untuk mengisi orasi ilmiah. Wisuda bertemakan “Mewujudkan Generasi Qur’ani yang Adaptif, Unggul dan Berdaya Saing untuk Indonesia Emas”.
Walid Ahsin mengawali orasinya dengan menekankan pentingnya dalam kehidupan ini, segala sesuatu yang dilakukan hendaknya mempunyai nilai kebaikan.
“Hal yang patut kita perhatikan dalam hidup ini ialah bagaimana kita mengisi kehidupan ini dengan hal yang baik,” ungkapnya pada acara wisuda di STKQ, Sabtu (09/10/2024).
Walid Ahsin lebih lanjut menjelaskan bahwa Al-Qur’an al-Karim adalah kitab suci yang luar biasa, menjadi petunjuk bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Sejak masa Rasulullah saw hingga kini, para ulama dan ilmuwan terus menggali ilmu yang terkandung di dalamnya dari berbagai sudut pandang, seperti kesehatan, sains, teknologi, dan bidang lainnya.
“Al-Qur’an bukan hanya relevan di masa lalu, tetapi terus memberikan cahaya bagi kehidupan modern. Allah SWT telah menegaskan bahwa Al-Qur’an diwahyukan untuk menjelaskan segala sesuatu,” jelas Walid Ahsin yang juga merupakan Pengasuh Pesantren Dar Al-Qur’an, Kebon Baru.
Baca juga: STKQ Al-Hikam Gelar Wisuda Angkatan IX dan Pengukuhan Mahasiswa Baru Angkatan XIV
Selain itu, Walid Ahsin juga menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw adalah manusia yang paling sempurna dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan Al-Qur’an, dan menjadi teladan utama bagi umat manusia.
Menurutnya, di zaman ini, banyak ilmuwan yang mencoba memahami dan meneliti Al-Qur’an sesuai dengan keahlian masing-masing. Namun, sangat disayangkan bahwa banyak dari penelitian tersebut justru dilakukan oleh ilmuwan non-Muslim, yang mengungkap keajaiban Al-Qur’an dengan metode ilmiah modern.
Salah satu contoh yang diceritakan Walid Ahsin adalah penelitian dari seorang ilmuwan Yahudi terkait hukum iddah bagi wanita yang ditinggal wafat suaminya selama empat bulan sepuluh hari.
Dalam penelitian ini, ilmuwan tersebut mengamati kondisi rahim para wanita Muslimah dan non-Muslim yang telah ditinggal suaminya. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam empat bulan pertama, masih terdapat sisa spermatozoa (sel kelamin jantan yang berfungsi untuk membuah sel telur dan menghasilkan embrio) di dinding rahim.
Namun, setelah empat bulan berlalu, sisa tersebut sepenuhnya hilang, sesuai dengan hikmah dari ketentuan syariat Islam tentang masa iddah. Penelitian ini memperlihatkan betapa Al-Qur’an mengandung ilmu yang sangat dalam, yang bahkan dapat diverifikasi melalui pendekatan ilmiah.
Bagi Walid Ahsin, saat ini, paling penting adalah bagaimana umat Islam memperlihatkan kebaikan dan keagungan Islam kepada dunia. Banyak orang masuk Islam karena mereka melihat kemuliaan akhlak umat Islam. Akhlak yang Qur’ani inilah yang menjadi daya tarik terbesar dalam menyebarkan kebenaran Islam.
Baca Juga: Rasa Haru dan Bangga Warnai Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana Ke-9 STKQ Depok
Namun, di sisi lain, umat Islam juga menghadapi tantangan besar dari negara-negara Barat yang berusaha merusak citra Islam. Mereka tidak ingin Islam tumbuh dan berkembang di tanah Eropa dan terus menciptakan fitnah melalui gerakan terorisme dan Islamofobia. Bahkan, mereka mencoba memasukkan agenda perubahan hukum Islam ke dalam kebijakan global, termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Oleh karena itu, Walid Ahsin mengingatkan kepada para sarjana Al-Qur’an untuk kembali menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dan menunjukkan kehebatan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an.
Sebagaimana Allah menciptakan alam semesta dengan segala keajaibannya, manusia juga memiliki tugas untuk menggali dan mengaplikasikan ilmu dari Al-Qur’an, sehingga dapat mengantarkan umat kepada penghambaan yang sempurna kepada Allah SWT.
Berdasarkan pengamatan Walid Ahsin, banyak masyarakat dunia saat ini mengalami kekosongan spiritual. Mereka merasa tidak mendapatkan ketenangan dari tempat ibadah mereka, sehingga mencari alternatif lain untuk mengisi kekosongan tersebut. Hal ini merupakan peluang besar bagi umat Islam untuk menampilkan Al-Qur’an sebagai solusi bagi krisis spiritual global yang sedang melanda.
Dengan demikian, umat Islam harus mengambil peran penting dalam menunjukkan keindahan ajaran Islam, baik melalui ilmu pengetahuan, teknologi, maupun akhlak yang mulia. Islam yang diajarkan oleh Al-Qur’an adalah agama yang penuh dengan rahmat dan keindahan, yang jika ditampilkan dengan baik, akan menjadi cahaya bagi seluruh umat manusia di tengah kegelapan zaman