STKQ Al-Hikam Depok Gelar Wisuda ke-10 dan Pengukuhan Mahasiswa Baru: Dari Tafsir Menuju Transformasi Peradaban

Depok, walisongoonline.com — Sekolah Tinggi Kuliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok sukses menggelar Wisuda Sarjana ke-10 sekaligus Pengukuhan Mahasiswa-Mahasiswi Baru Angkatan ke-15 pada Sabtu, 18 Oktober 2025, di Selasar Masjid Al-Hikam Depok.

Acara ini dihadiri berbagai tokoh nasional, di antaranya Dra. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si., Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU.

Mempersiapkan Generasi Qur’ani di Tengah Gempuran Digital

Dalam sambutannya, Ketua STKQ Al-Hikam Depok, Dr. Suburwijaya, M.Pd.I., menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah melewati perjalanan panjang dalam menghafal, meneliti, dan berkhidmat untuk umat.

” Wisuda ini bukan garis akhir, tetapi langkah awal menuju pengabdian. Ia adalah simbol perjuangan, doa, dan pengorbanan yang mendalam,” ujarnya.

Beliau menegaskan bahwa STKQ Al-Hikam terus bertransformasi menjadi lembaga pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai Al-Qur’an yang berpihak pada kemaslahatan umat dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Al-Hikam berdiri dengan visi untuk mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat,”lanjutnya.

Sebagai wujud konkret, kampus ini melaksanakan Program Masa Bakti Mahasiswa (PRO SAKTI), di mana lulusan STKQ Al-Hikam mengabdi selama satu tahun di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Selain itu, sejumlah dosen tengah menempuh studi doktoral, dan banyak mahasiswa serta alumni menerima beasiswa ke berbagai universitas ternama, baik di dalam negeri maupun luar negeri — termasuk ke Universitas Al-Azhar Mesir, Yaman, hingga New York, USA.Beberapa alumni bahkan kini berkiprah di Kementerian Keuangan, KPK, Kementerian Transmigrasi, serta menjadi imam besar di KBRI Tokyo, Beijing, dan Tiongkok.Menutup sambutannya,

Dr. Subur mengutip nasihat pendiri Al-Hikam, Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi : “Kamu akan besar dengan segala kesulitan, bukan dengan segala kesenangan. Kesenangan berada di sela-sela kesulitan, dan keindahan akan ditampakkan oleh Allah saat kamu sedang berjuang.” Ungkapnya.

Perempuan Qur’ani, Kunci Ketahanan Keluarga dan Bangsa

Dalam sambutannya, Menteri PPPA RI, Dra. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si., memberikan apresiasi mendalam terhadap kiprah STKQ Al-Hikam dalam mencetak generasi Qur’ani yang moderat dan berdaya guna.

“Perempuan Qur’ani yang berilmu adalah benteng utama dalam mendidik generasi saleh, cerdas, dan berkarakter,” ujarnya.

Baca Juga : STAIMA Al-Hikam Malang Gelar Studi Banding ke STKQ Al-Hikam Depok: Transformasi Pendidikan Tinggi Islam Berbasis Pesantren

Menurutnya, pendidikan berbasis Al-Qur’an yang melibatkan perempuan secara aktif akan memperkuat fondasi bangsa.

“Pendidikan yang melibatkan perempuan berarti membangun peradaban dari akar terdalam: keluarga,”tambahnya.

Sebagai Ketua Umum Muslimat NU, beliau juga menyambut gembira langkah STKQ Al-Hikam yang tahun mendatang akan mewisuda para hafidah. Baginya, peran perempuan Qur’ani menjadi kunci ketahanan keluarga dan bangsa di tengah tantangan zaman.

Cita-Cita Sang Pendiri dan Peran Ulama Masa Kini

Sementara itu, KH. Muhammad Yusron Sidqi, Lc., M.A., Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok, mengingatkan kembali visi besar KH. Hasyim Muzadi sebagai pendiri Al-Hikam — mewujudkan integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum.

“Al-Hikam didirikan untuk melahirkan sarjana Muslim yang berwawasan luas, modern, dan berakar kuat pada tradisi pesantren serta hafal Al-Qur’an,” tegasnya.

Beliau juga mengumumkan bahwa wisuda tahun ini menjadi yang terakhir khusus bagi mahasiswa laki-laki.

“Mulai tahun depan, kita akan mewisuda para hafidah di samping para hafidz. Ini bukti perhatian Al-Hikam terhadap pendidikan perempuan — karena perempuan adalah tiang agama dan negara.” Jelasnya.

Menanggapi isu “feodalisme pesantren” yang sempat ramai diperbincangkan, Kiai Yusron menegaskan bahwa Feodalisme yang harus kita lawan adalah hegemoni atas dasar ketidaktahuan. Sarjana Qur’ani harus memimpin dengan ilmu, bukan sekadar mengikuti arus.

Puncak acara di isi dengan orasi ilmiah oleh Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. Islah Gusmian, S.Ag., M.Ag., dengan orasi berjudul “Tantangan dan Peran Sarjana Al-Qur’an dalam Era Informasi.”

Prof. Islah menggambarkan era digital sebagai masa ketika manusia hidup dalam kecepatan tinggi dan banjir informasi tanpa batas. Ia menyoroti empat ancaman besar masyarakat modern :

  1. Ancaman Kognitif: Serbuan hoaks dan disinformasi.
  2. Ancaman Sosial: Meningkatnya ujaran kebencian dan pelanggaran privasi digital.
  3. Ancaman Psikologis: FOMO (Fear of Missing Out) dan ketergantungan teknologi (nomofobia).
  4. Matinya Kepakaran: Munculnya “setiap orang ahli” tanpa dasar ilmu yang sahih. Untuk menjawabnya, ia menegaskan pentingnya empat prinsip etis Al-Qur’an: Tauhid, Ilmu dan Iqra’, Keadilan dan Tabayyun, serta Amanah. Sarjana Qur’ani harus berperan aktif membersihkan rumah-rumah digital dari sampah informasi yang merusak nalar masyarakat. Acara diakhiri dengan prosesi Penyematan Pin PRO SAKTI Angkatan X, simbol pengabdian selama satu tahun di daerah 3T.Momentum ini menegaskan bahwa ilmu yang ditimba di STKQ Al-Hikam tidak berhenti di ruang akademik, tetapi bermuara pada pengabdian dan pemberdayaan umat.Wisuda tahun ini menjadi bukti bahwa STKQ Al-Hikam Depok terus melahirkan generasi Qur’ani — sarjana yang mampu mentransformasikan ayat menjadi aksi, tafsir menjadi peradaban.