Depok, walisongoonline.com – Lazimnya, yang namanya kehidupan pasti butuh rasa kasih sayang dan saling menghormati. Tanpa rasa kasih sayang dan sikap saling menghormati, kehidupan ini nampaknya hanya akan dipenuhi dengan kedengkian yang mengakibatkan berpecah-belah antara satu dengan yang lainnya.
Rahmat Tuhan sangat penting bagi makhluk-Nya untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan. Dapat diketahui bahwa Tuhan memberikan rahmat kepada makhluknya lewat berbagai macam cara, adakalanya berupa cobaan ataupun kesenangan.
Namun demikian, manusia sebagai makhluk terkadang salah mengartikan rahmat yang diberikan Tuhan. Seperti halnya Tuhan memberikan kasih-Nya lewat sebuah cobaan, tetapi manusia malah menganggapnya sebagai kebencian Tuhan kepada makhluknya.
Baca Juga: Mental Tak Sehat Pertanda Iman Tak Kuat
Penciptaan surga dan neraka merupakan bentuk kasih sayang Tuhan. Ketika telah dijanjikan Tuhan bagi orang yang baik akan masuk surga dan orang yang jahat masuk neraka, maka orang akan lebih banyak yang berbuat baik karena balasannya yaitu akan masuk surga. Jadi, neraka dan surga merupakan pilihan untuk umatnya. Oleh karena itu, mana yang kita akan kita pilih, rahmat atau murka Tuhan?
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda,“Sesungguhnya tatkala Allah menetapkan makhluk-Nya, Dia tulis di sisi-Nya di atas ‘arsy bahwa rahmat-Ku mendahului murka-Ku” (HR. Bukhari: 7422).
Perlu dipertegas lagi, bahwa Tuhan menciptakan neraka bukan karena kebencian kepada makhluk-Nya. Akan tetapi, Tuhan menciptakan neraka karena rahim-Nya. Dalam hal ini kita bisa menganalogikan dengan orang sakit. Ketika kita sakit dan ingin sembuh, maka kita harus rela minum obat yang rasanya pahit seperti buah mahoni. Walhasil ketika sembuh kita akan melakukan semua pekerjaan dengan ringan.
Terkadang kita merasa tidak pantas dan tidak layak dengan hasil yang kita dapatkan tanpa adanya campur tangan dari kita. Sebaliknya, kita akan merasa layak bahkan berbangga diri jika hal tersebut ada upaya yang kita lakukan karena telah melewati jalan yang berliku-liku itu.
Hal ini senada dengan seseorang yang diberi kesempatan untuk memegang jabatan yang tinggi, namun dia tidak memiliki kemampuan untuk mengelolanya, lantas apa yang terjadi? Pekerjaan itu tidak terkendali dan hanya menjadikan beban bagi dirinya sendiri.
Begitu pun , Tuhan akan menempatkan tempat yang sesuai dengan kemampuan makhluknya dan akan mengangkat derajat seorang hamba setelah melewati ujian.
Rahmat Tuhan juga ditunjukkan lewat larangan-larangan dan perintah-Nya. Contohnya seperti larangan Tuhan kepada hamba-Nya untuk menikah dengan orang yang berbeda agama. Mengenai hal ini termaktub dalam QS. Al-Baqarah ayat 221.
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّارِ ۖ وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓا اِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِذْنِهٖۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ
“Janganlah kamu menikahi perempuan musyrik hingga mereka beriman! Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik, meskipun dia menarik hatimu. Jangan pula kamu menikahkan laki-laki musyrik (dengan perempuan yang beriman) hingga mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt. melarang hamba-Nya yang beriman untuk menikahi seorang yang musyrik. Larangan ini bermaksud bahwa Tuhan tidak ingin menjauhkan hamba dari rahmat-Nya.
Menikahi seorang yang tidak seiman akan mengajakmu ke neraka, sedangkan Tuhan dengan larangan-Nya akan mengajakmu ke surga.
Oleh karena itu, kita sebagai hamba harus husnuzan terhadap rencana Tuhan.
عَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْن
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”.