Hari Ahad (20/03/22) Pesantren Al-Hikam Depok menggelar peringatan haul K.H. Ahmad Hasyim Muzadi yang ke-5. Sejak jam 07.00 pagi tim hadrah Hasyimiyah sudah mulai melantunkan salawat sembari menunggu kedatangan para tamu undangan. Meskipun tidak dibuka untuk umum, acara haul yang bertempat di selasar masjid Al-Hikam ini tampak penuh dengan para tamu undangan dan santri. Disamping itu, juga disiarkan secara live streaming melalui akun You Tube Al-Hikam Depok dan Zoom Meeting, agar santri dan para muhibbin Abah Hasyim (nama panggilannya) yang ada di luar daerah bisa mengikuti haul ini.
Sebelum memasuki acara puncak ini, Pesantren Al-Hikam telah menyelenggarakan beberapa rangkaian acara haul secara internal. Rangkaian acara itu diantaranya; khataman al-Qur’an oleh para santri selama lima hari berturut-turut, bedah buku karya alumni STKQ (Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an), dan webinar, baik dari skala lokal, nasional, hingga internasional.
Turut hadir dalam acara kali ini, K.H. Miftahul Achyar selaku Rais ‘Am PBNU sekaligus teman dekat Abah Hasyim saat masih hidup, KH. Cholil Nafis, Ph. D., Rais Syuriah dan Ketua MUI Pusat, serta perwakilan Pemprov Jawa Barat.
Acara ini dibuka dengan surah al-Fatihah, lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh Umar Abdul Aziz, S.Ag. sementara doa khatmil qur’an dipimpin oleh K.H. Ahmad Fatoni, Lc. MA. Kemudian disambung dengan salawat mahallul qiyam oleh tim hadrah Hasyimiyah, serta doa tahlil yang dipimpin Ust. Musthafa, S.Pd. Acara ini berlangsung khidmat dan khusuk.
Setelah pembacaan tahlil selesai, lalu dilanjutkan dengan sambutan dari K.H. Muhammad Yusron Shidqi, Lc. MA., selaku Pengasuh Pesantren Al-Hikam sekaligus putra bungsu Abah Hasyim. Dalam sambutannya beliau meminta doa kepada para hadirin, khususnya kepada Kiai Miftahul Akhyar agar Al-Hikam bisa melaksanakan khittahnya dengan sebenar-benarnya sesuai denga apa yang dicita-citakan Abah, yakni sebagai kaderisasi para kiai dan ulama.
“Kami sengaja mengundang para ulama, mengundang orang-orang salih. Karena ketika yang dihauli adalah ulama atau orang salih maka yang paling pantas untuk mendoakan, yang paling memahami dengan keadaannya adalah ulama dan orang salih pula”. ujar beliau dalam sambutannya.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat yang diwakili oleh Pak Barnas. Beliau mengungkapkan bahwa Kiai Hasyim adalah seorang tokoh yang luar biasa. Kiprah Kiai Hasyim bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Salah satu kontribusi Kiai Hasyim di dalam negeri khususnya di kota Depok adalah dengan mendirikan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam.
Berlanjut pada acara inti, yaitu tausiah yang disampaikan oleh K.H. Miftahul Achyar, selaku Rais ‘Am PBNU. Kiai Miftah (nama sapaannya) menceritakan bahwa dirinya memiliki banyak kenangan bersama KH. Hasyim Muzadi. Beliau juga menuturkan sebagai pengagum Kiai Hasyim Muzadi.
“Saya adalah salah satu orang pengagum beliau. Bahkan saya pernah menyampaikan kepada almaghfurlah Kiai Muchit Muzadi, kakak Kiai Hasyim. Kiai, sangat sulit setelah Pak Karno, (Presiden Soekarno) dengan retorika serta penyampaian materi yang begitu cantik, indah, dan berurutan. Saya kira tidak ada yang lain kecuali beliau (Kiai Hasyim)”. tutur Kiai Miftah.
Lalu Kiai Miftah melanjutkan, “Cita-cita Kiai Hasyim sangat besar. Salah satu warisan yang beliau tinggalkan adalah pesantren. Pesantren merupakan bagian dari sunah Rasulullah saw., karena pada masa sahabat sudah ada pesantren yang biasa disebut Ashab Ash-Suffah dan dikepalai oleh sahabat Abu Hurairah ra.”.
Di akhir tausiahnya, beliau menegaskan kepada para hadirin untuk mencari segala macam ilmu. Ambilah ilmu dari siapa saja dan dari mana saja, karena Islam mengajarkan untuk terus mencari ilmu tanpa ada batas usia. Namun harus ingat satu hal, yaitu harus benar dalam menggunakan ilmu yang diperoleh.