Khotbah Jum’at: 3 Hikmah Dibalik Musibah


اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ


أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ

بسم الله الرحمن الرحيم

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini, pada hari yang mulia ini, ditempat yang mulia ini, kita seantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan semampu kita. Karena hanya dengan takwalah kita semua berhak mendapatkan kebahagiaan haqiqi dan kesuksesan abadi di dunia ini sampai kelak di akhirat nanti.

Ma’syiral muslimin jamaah jumah yang dirahmati Allah.

Akhir-akhir ini, kita banyak mendengar atau bahkan mengalami langsung bencana dan fenomena Alam. Gema bumi yang terjadi di Cianjur, Garut dan Sukabumi cukup menimbulkan Kekhawatiran dalam diri kita. Korban-korban akibat gempa bumi ini semoga wafat khusnul Khatimah dan Allah tempatkan di tempat yang tinggi disisinya.

Baca Juga: Peduli Korban Gempa Cianjur, Al-Hikam Depok Kirimkan Relawan

Belum selesai musibah itu muncul musibah lainnya, bencana banjir bandang, gunung meletus, tanah longsor dan bencana-bencana lainnya.

Maka sudah sepatutnya kita mengulurkan bantuan kepada saudara-saudara kita, baik berupa tenaga maupun harta benda. Kendati kita tidak saling mengenal, namun pada hakikatnya kita semua adalah saudara. Baik saudara dalam agama, saudara dalam bernegara maupun saudara dalam kemanusiaan.

Tak ada manusia yang tidak membutuhkan rasa aman. Namun dalam realitas kehidupan, kesullitan, musibah atau kondisi tak aman mustahil untuk dihindari. Bagi kita sebagai orang beriman, semua musibah itu hakikatnya adalah ujian.

Maasyiral muslimin jamah jum.ah rahimakumullah.

Islam mengajarkan bahwa ujian dalam kehidupan merupakan sebuah keniscayaan. Orang shaleh atau bukan, semuanya akan mendapatkan ujian sesuai kelas dan tingkatannya.

Ujian ada yang datang dalam bentuk sesuatu yang menyusahkan dari sisi duniawi. Ada kalanya juga yang datang dalam bentuk sesuatu yang menyenangkan.

Ada yang lulus dalam ujian yang tidak menyenangkan tapi gagal dalam ujian yang menyenangkan. Sebaliknya, ada yang lulus dalam ujian menyenangkan , tapi gagal dalam ujian yang tidak menyenangkan. ada pula yang tidak lulus dalam keduanya, baik ujian yang menyusahkan atau  menyenangkan.

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.(Q.S Al-Anbiya’: 35)

Maasyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah.

Ujian yang tidak menyenangkan bisa menjelma dalam bentuk kematian, kerusakan materi berupa rumah, tempat tinggal, sekolah juga bisa beupa rasa sakit, kekurangan makanan, kemiskinan dan lain sebagainya.

Ujian menyenangkan bisa datang dalam bentuk harta, jabatan, kedudukan dan sebagainya.

Keduanya tidak boleh membuat kita putus asa, pesimis, atau lupa daratan. Sebab keduanya merupakan ujian yang harus kita hadapi. Sekaligus sebagai bukti kita kepada Allah. Allah berfirman dalam Q.S Al-Ankabut: 2-3

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ (2)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ(3)

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? 3. Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta.

Rasulullah pun bersabda dalam hadist dalam riwayat tiwmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban:

حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ حَمَّادٍ الْمَعْنِيُّ وَيَحْيَى بْنُ دُرُسْتَ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً قَالَ الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ يُبْتَلَى الْعَبْدُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Hammad Al Ma’ni dan Yahya bin Durusta keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari ‘Ashim dari Mush’ab bin Sa’d dari Ayahnya Sa’d bin Abu Waqash dia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya?” beliau menjawab: “Para Nabi, kemudian kalangan selanjutnya (yang lebih utama) dan selanjutnya. Seorang hamba akan diuji sesuai kadar agamanya (keimanannya). Jika keimanannya kuat maka cobaannya pun akan semakin berat. Jika keimanannya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadarnya imannya. Tidaklah cobaan ini akan diangkat dari seorang hamba hingga Allah membiarkan mereka berjalan di muka bumi dengan tanpa dosa.”

Ma’asyiral muslimin jamaah Jumah rahimakumullah

Dalam setiap ujian selalu terdapat plajaran. Setiap musiabah pula akan akan selalu ada hikmah. Dalam Al-Qur’an dan Hadits akan kita jumpai hikmah dan makna di tiap ujian yang menghampiri kehidupan kita.

Hikmah pertama sebagai penggugur dosa-dosa kita.

Musibah dan ujian yang menimpa kita bermanfaat untuk menghapus kesalahan dan perbuatan dosa yang pernah kita lakukan. Sehingga kita menjadi sadar dan insaf.

Ujian berupa sakit misalnya. Ujian ini menyadarkan kita betapa nikmat dan mahalnya kesehatan yang selama ini kita rasakan.  Kekurangan makanan akan menjadikan kita sadar betapa kita harus menghargai tiap butir nasi yang masuk kedalam perut kita.

Kesadaran semcam ini akan menjadi penghapus dosa kita akibat perbuatan tidak baik, yang merupakan dosa kita dimasa lalu.

Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat bukhari muslim :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya” (HR. Al-Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no. 2573)

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Hikmah kedua adalah membuat kita lebih siap menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang datang sewaktu-waktu.

Dunia sebagai tempat tinggal kita yang sementara merupakan medan yang sarat ujian dan musibah. Mulai kita lahir sampai mati akan datang ujian bertubi-tubi, dalam berbagai bentuk. Kesiap-siagaan ini adalah hikmah dari ujian dalam kehidupan orang beriman.

Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya oleh muridnya, “Tuan guru, mengapa hidup di dunia penuh dengan ujian dan musibah. Selesai satu uijan muncul ujian berikutnya. Kita terkadang merasa lelah dengan kehidupan ini. Kapan kita akan terbebsa dari ujian-ujian ini, guru?”

Imam Ahmad menjawab, “Kita akan terbebas dari ujian begitu kaki kita telah menginjak tanah surga.”

Demikianlah ujian dan cobaan yang telah Allah berikan kepada kita, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam Q.S Al-baqarah: 214

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.

Baca Juga: Tiga Ragam Metode Pengumpulan Alquran

Hikmah ketiga adalah untuk mengangkat derajat dan kedudukan kita sebagai Hamba disisi Allah. Rasulullah bersabda dalam Hadist Riwayat Muslim:

و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَاللَّفْظُ لَهُمَا و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ الْحَنْظَلِيُّ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dab Abu Kuraib dan lafazh ini milik mereka; Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq Al Hanzhali. Ishaq berkata; Telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang lainnya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dari Al A’masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari ‘Aisyah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.”

Sebelum kita naik kelas, kita akan diuji untuk diniali, layakkah kita naik kelas yang lebih tinggi. Jika ternyata hasi ujian kita lebih bagus, kita layak naik. Jika tidak, berati kita masih harus belajar lebih giat lagi.

Begitulah gambaran sederhana dari ujian dan cobaan yng mendera diri setiap hamba Allah.

Maasyiral muslimin jamaah jumah rahmakumullah

Walhasil, inilah sedikit hikmah dibalik ujian dan musibah, yakni musibah sebagai penggugur dosa, pembuat kita siap dan sigap menghadapi rintangan hidup, dan musibah sebagai pengangkat derajat dan kedudukan kita.

Semoga Allah menolong kita untuk bisa mengambil pelajaran pelajaran dari setiap ujian, menggali hikmah dari setiap musibah, serta membimbing kita dan keluarga kita sesama saudara kita untuk tetap istikamah di jalan-Nya.

بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونعفني وإياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل من ومنكم تلاوته إنه هو

السميع العليم.

Khotbah kedua


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

khatib: Ust. Arif Rahman