Membismilahkan Mahasiswa Agar Pintar dan Benar

Ngaji Adab Santri bersama Ustaz Hilmi

Selain Sekolah Tinggi Kuliyatul Quran (STKQ), KH. Hasyim Muzadi berusaha mengintegrasikan dan mengkombinasikan Mahasiswa Umum dengan ilmu agama melalui Pesantren Mahasiswa/Mahasiswi. Tujuan Abah Hasyim membangun Pesantren Mahasiswa Al Hikam yaitu “Mem-bismillah-kan Para Mahasiswa”. Maka target utamanya adalah mahasiswa yang “belum tau bismillah“.

Mengapa “mem-bismillah-kan?”

Hal ini diambil dari ayat “Iqro“. Maksud dari ayat tersebut Allah Swt. memerintahkan untuk membaca. Disitu tidak ada maf’ul nya maka bermakna membaca apapun, tapi diikuti dengan selanjutnya bismirobbikalladzi kholaq maka apapun yang kita baca itu dikembalikan lagi kepada Allah Swt., yakni dikembalikan lagi pada kesadaran adanya Allah Swt.

Sebenarnya konsep dibangunnya Pesantren Mahasiswi/Mahasiswa sendiri adalah untuk “menyadari akan kebersamaan Allah bersama kita” maka output yang diharapkan berbentuk adab dan akhlak. Hal tersebut berarti bahwa santri diharapkan berada dalam kebenaran dan dalam kemaslahatan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang sekitarnya. Selain itu, para santri diharapkan mampu menjadi orang pintar dan orang benar. Menurut Abah, pintar saja tidak cukup namun harus bisa memberikan kemaslahatan pada sekitar atau dengan kata lain menjadi orang yang صالح-مصلح.

Selain itu tertuang pula pada moto Al-Hikam, yaitu Amaliah Agama, Prestasi Ilmiah, Kesiapan Hidup. Dari ketiga moto tersebut, amaliah agama menjadi moto yang pertama disebutkan, karena yang ingin dicapai adalah kepribadian yang baik. Kata yang dipilih “amaliah agama” bukan “ilmu agama”. Hal ini menggambarkan bahwa yang diharapkan bukan dalam kapasitas kemampuan menyampaikan ilmu agamanya tapi kemampuan untuk mengamalkan ilmu agamanya, karena “Hakikat ilmu bukanlah pada ilmiahnya tapi pada amaliahnya”.

Seperti yang sering disampaikan oleh Abah bahwa Islam itu adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin dan dasarnya adalah keikhlasan. Hal ini tidak bisa dicapai tanpa adanya rahman dan rahim nya Allah Swt.

Keikhlasan bukanlah hasil upaya kita, melainkan anugerah dari Allah Swt. Keikhlasan juga bukan sesuatu yang tampak bahkan oleh dirinya sendiri. “Ikhlas itu tak nampak dan tak perlu ditampak-tampakkan, Allah yang akan menampakkan buah dari keikhlasan itu,” sebagaimana yang pernah disampaikan Abah.

3 Tahapan Ikhlas

Ikhlas ada 3 yakni sebagai berikut:

١.  لشريعة الله

٢. لمرضة الله

٣. لله تعالى

Yang pertama, ikhlas dalam menjalankan syariat yang diperintahkan Allah Swt.

Yang kedua, ikhlas untuk mengharapkan ridho Allah Swt.

Dan yang ketiga, ikhlas semata-mata hanya karena Allah Swt.

Terakhir, Abah Hasyim Muzadi juga berharap santrinya kelak dapat menjadi pribadi yang memiliki enam nilai luhur jiwa pesantren antara lain ikhlas dalam beramal, jujur dalam bersikap, santun dalam bergaul, sederhana dalam hidup, mandiri dalam berusaha, dan berjuang bersama-sama.

#Resume Ngaji bersama K.H. Muhammad Hilmi Asshidqi Al-Aroky

Editor: Tim Jurnalis

Baca juga: ICIS: Sumbangsih Abah Hasyim Muzadi untuk Dunia