Depok, Walisongoonline – Thalabul ‘ilmi atau mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Terdapat perdebatan mengenai apakah pahalanya karena berhasil mendapatkan ilmu atau karena upaya mencarinya?. Menurut Kiai Hilmi pahala didapat dari upaya mencari ilmu, bukan karena berhasil mendapatkannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam :
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)
Maksudnya, ketika seseorang bersungguh-sungguh mencari ilmu, meskipun belum tentu mendapatkannya, dia telah mendapat pahala dari Allah karena upayanya tersebut.
Adapun rahmat Allah juga turun bagi mereka yang berkumpul dalam majelis ilmu, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu dari Rumah-rumah Allah, membaca Kitab Allah, dan saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenteraman akan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, para malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di sisi para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim no. 2699)
Baca juga: Beginilah Urutan Pelaksanaan Salat Yang Tertinggal (Qadha’) Perspektif Fath Al-Mu’in
Oleh karena itu, ketika waktu mengaji namun guru tidak hadir, tetap lakukan majelis ilmu dengan berdzikir. Ini untuk menjaga istiqomah dalam mencari ilmu dan mendapatkan ilmu dari Allah. Ilmu laduni atau ilmu langsung dari Allah dapat diperoleh melalui proses bertakwa dan berdzikir dengan ikhlas.
Kuncinya adalah keikhlasan dalam mencari ilmu, karena keikhlasan akan melahirkan hikmah. Hikmah inilah yang akan menuntun pada ilmu, sebagaimana diajarkan Imam Al-Ghazali. Secara ilmiah, informasi masuk ke fikiran, lalu masuk ke hati kemudian diolah menjadi hikmah yang kemudian menjadi ilmu bermanfaat.
Dalam mencari ilmu, ketenangan hati sangat diperlukan agar ilmu yang didapat bermanfaat. Salah satu cara untuk mendapatkan ketenangan hati adalah dengan berdzikir kepada Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya:
اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
“Ingatlah, dengan berdzikir hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Dzikir dapat membuat hati tenang sehingga mampu berkonsentrasi dalam mencari dan memahami ilmu. Proses ini juga dialami oleh Rasulullah Saw. ketika menerima wahyu Al-Quran. Wahyu diturunkan ke dalam hati beliau dalam keadaan yang tenang, tidak terganggu dengan hal-hal duniawi. Ketenangan hati beliau diperoleh melalui dzikir dan ibadah kepada Allah Swt.
Maka tanamkan niat ikhlas karena Allah dalam mencari ilmu dan serahkan hasilnya kepada-Nya. Barangsiapa meninggal dalam proses mencari ilmu, maka Allah akan mengutus malaikat untuk meneruskan pelajarannya di alam kubur, hingga nanti dibangkitkan bersama para ulama. Maka sesungguhnya mencari ilmu adalah proses seumur hidup dari lahir hingga wafat.
Penulis : Nur Fadhilah