Peduli Korban Gempa Cianjur, Sahabat Al-Hikam Indonesia Kirimkan Relawan

Depok, walisongoonline.com – Gempa Cianjur (21/11) lalu setidaknya membuat 58.000 orang mengungsi. Gempa dengan kekutan 5,6 SR itu setidaknya membuat sesar sepanjang 9 km dengan melintasi 2 kecamatan. Sahabat Al-Hikam Indonesia sigap kirimkan relawan di minggu kedua (26/11) untuk membantu korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa barat.

Pengiriman relawan ini merupakan kerja sama antara Sahabat Al-Hikam Indonesia bekerja sama dengan Al-Hikam Depok, Al-Hikam Malang. Mereka berkolaborasi untuk membantu para korban gempa baik dari segi materi maupun non-materi.

Baca Juga: Geologi Gempa Cianjur – 21 November 2022

Dalam pelaksanannya, ketiga pihak melibatkan Mahasantri Al-Hikam sebagai relawan yang terjun langsung ke lapangan. Mahasantri yang terlibat menjadi relawan ini adalah mahasantri tahun keempat STKQ Al-Hikam Depok. Jumlah mereka 5 orang yang akan terus bergantian tiap minggu dengan mahasantri lainnya.

Ada dua titik yang menjadi pusat terjun para relawan Al-Hikam, yakni Desa Nagrak dan Desa Cibulakan. Dua titik tersebut dikirimkan masing-masing satu kloter. Kloter pertama terdiri dari 3 orang di Desa Nagrak dan kloter kedua yang berjumlah 2 orang di Desa Cibulakan.

Seorang relawan, Ijaz mengungkapkan sebenarnya awal kedatangannya di sini untuk survey lokasi dan mengecek fakta di lapangan. Namun, setelah melihat bahwa para korban butuh uluran tangan dari para relawan akhirnya ia terlibat bersama mereka.

“Kami diberangkatkan oleh Kyai Hilmi, awalnya hanya untuk survei lapangan. Namun, karena di lokasi ternyata sangat dibutuhkan relawan. Bukan hanya mampir untuk mengalirkan bansos, tapi mau mebersamai mereka. Akhirnya, Ya’kub dan saya dimukimkan untuk membantu warga evakuasi, padahal tanpa persiapan.” jelasnya.

Dalam melaksanakan misinya, para relawan tersebut ikut aktif dalam membantu para korban, membantu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan sosial keagamaan masyarakat, membantu Pak RT mendata dan membagikan bantuan sosial dan lain sebagainya. Misi kemanusiaan mereka lebih tertuju kepada trauma healing. Bagaimana membantu warga agar kembali normal dari segi fisik, mental juga aktifitas keseharian mereka

Ariq Ahmad Fauzi, seorang relawan yang ikut juga menuturkan pengalamannya dalam membantu korban. “Ada banyak cerita yang membuat hati saya terenyuh, mulai dari orang dewasa yang mengidap penyakit amnesia disosiatif. Misalnya nih, dia merebus air untuk kopi, tapi ketika sudah panas malah ngomong,’saya ngapain ngerebus air ya’. Sampai anak kecil yang kakaknya tertimbun dan belum ketemu, bilang, ‘kak saya sudah rajin sholat rajin ngaji tapi kenapa Allah nggak menyelamatkan kakak saya.” ungkap Ariq.

Baca Juga: Kaprodi STKQ Silaturahmi ke Sahabat Al-Hikam Bandung Raya