Wisuda Angkatan 8 STKQ Al-Hikam berkesempatan menghadirkan ketua PBNU, KH. Cholil Yahya Tsaquf. Beliau menanyakan kepada para wisudawan, apa yang dicari ketika masuk ke STKQ Al-Hikam.
“Sekarang para pelajar berebut untuk masuk ke tempat belajar yang citranya lebih bisa diharapkan untuk prospek ekonomi lebih baik di masa depan. Berharap masuk ke fakultas kedokteran agar ketika lulus bisa menjadi dokter. Pekerjaannya hanya menunggu pasien lalu mendapat gaji besar.”
UI, IPB dan UGM adalah contoh perguruan tinggi yang paling diincar oleh para pelajar. Dengan rating tinggi, kredibilitas bagus, dan tentungan prospek kerja yang menggiurkan dengan menjadi lulusan PT tersebut.
Akan tetapi, tak sedikit pula yang realita kehidupannya tidak memenuhi ekspektasi para pelajar. Kuliah di bidang pertanian namun bekerja sebagai bankir.
baca juga: https://walisongoonline.com/puncak-kebanggaan-di-sekolah-tinggi-kulliyatul-quran-al-hikam-wisuda-sarjana-ke-8-dan-pengukuhan-mahasiswa-baru-angkatan-xiii/
“Apalagi kuliah di Al-Hikam yang hanya berani menerima 40 Mahasiswa setiap tahunnya. Habis itu kalau mau lulus mengharuskan para mahasiswanya untuk satu tahun dibuang (penugasan PROSAKTI/Program Masa Bakti) ke daerah 3T (Terluar, Terdalam, Terdepan ataupun Terpencil Terbelakang) di seluruh pelosok negeri .” Dawuh Kiai yang kerap di sapa Gus Yahya (30/8/2023)
Penugasan ini tentu akan membuang-buang waktu bagi pelajar yang mengimpikan prospek ekonomi tinggi. Namun, penugasan ini sudah merupakan program wajib bagi mahasiswa yang sudah menyelesaikan skripsi sebagai persyaratan wisuda.
“Oleh karena itu, besar kebanggaan saya untuk para wisudawan dan mahasiswa STKQ Al-Hikam. Belajar itu semata-mata li ajli al-ilmi. Tidak ada tujuan selain ibtigho limardhotillah. Yang paling fundamental adalah belajar demi menghilangkan kebodohan karena Allah SWT.”
baca juga: https://news.detik.com/berita/d-4582289/mendikbud-wajibkan-setiap-guru-bergilir-ngajar-di-daerah-tertinggal
Sebagai seorang pelajar tentu akan mendapatkan banyak hal dengan melaksanakan PROSAKTI, dan yang paling utama adalah Pengembangan kapasitas Rohani. Dewasa ini sudah mulai berkembang berbagai teknologi yang mengalahkan manusia jika hanya diihat dari nilai penguasaan pengetahuan saja.
“Al-Ghazali mengatakan, ‘belajar mencari ilmu kalau memiliki tujuan selain mencari ilmu limardhotillah, maka mencari ilmunya haram. Kalau ada guru mencari ilmu selain limardhotillah lalu masih diajarin, maka gurunya berdosa’.”
baca juga: https://walisongoonline.com/akhlak-kyai-hasyim-muzadi/
Maka, para pelajar yang menempuh pendidikan di pesantren Al-Hikam dan STKQ Al-Hikam belajarlah niat yang benar. Karena itu lebih bisa diharapkan mendapat barokah. Bukan hanya ilmu yang bisa didapatkan tapi juga barokah dari proses yang dialami. Bukan hanya nilai kognitif tapi juga pengembangan kapasitas rohani dari belajar itu sendiri.
Semoga pesantren Al-Hikam menjadi astar (jejak) yang berkah bagi pendirinya. Dan semoga kita para santri, asatiz dan para walisantri mendapat barokah dari pesantren ini. Amin.