Santri Al-Hikam Depok Ikuti Pelatihan Kemandirian dan Pengembangan Soft Skill

Depok- 19 Desember, 5 Mahasantri Al-Hikam ikut serta dalam pelaksanaan Workshop Peningkatan Kemandirian dan Keterampilan Soft Skills Pemuda. Lima santri tersebut merupakan utusan dari setiap organisasi yang ada di Pesantren Al-Hikam Depok, yakni DEMA Putra, DEMA Putri, OSPAM, dan INSANI. Acara yang bertempat di Pesantren Cendekia Amanah ini, diselenggarakan oleh Yayasan Rahmatan Lil Alamin Center dan didukung oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Dalam hal ini KH. M. Cholil Nafis, pengasuh pesantren dan KH.Khariri (Da’i Asia Tenggara) turut serta menjadi pembicara. Selain itu Direktur Rahmi Center H. Idy Muzayyad juga hadir menemani dua pemateri.

Baca juga : “Apa Itu Soft Skill? Begini Pengertian, Contoh, dan Cara Mengembangkan”

Acara ini turut mengundang beberapa perwakilan pesantren seperti Al-Hikam Depok, Al-Kaukab Bogor, Ar-Rahmah, Nurul Huda Bogor, dan Pesantren Cendekia Amanah sendiri. Mereka diajarkan bahwa dalam dunia kepemimpinan, keterampilan public speaking menjadi salah satu hal yang disorot sehingga menjadi kemampuan penting yang harus dimiliki.

KH. Khariri, sebagai narasumber pertama menekankan pentingnya komunikasi yang efektif untuk menyampaikan ide, membangun kepercayaan diri, dan membawa perubahan sosial.

“Seorang pemimpin membutuhkan skill public speaking yang baik”, imbuhnya.

Selain itu, Ia menambahkan bahwa public speaking juga memiliki pengaruh besar, mulai dari membangun koneksi dengan audiens hingga memotivasi mereka. Hal-hal ini dapat tersalurkan melalui intonasi, gestur, dan pesan kuat yang disampaikan.

Teknik seperti menunjukkan kredibilitas, membangkitkan emosi audiens, serta menutup dengan kalimat ajakan yang inspiratif menjadi kunci keberhasilan dalam poin besar pembahasan soft skill satu ini.

baca juga: Juara 2 Pidato Bahasa Jepang, Santri Pesmi Al-Hikam Depok Torehkan Prestasi

Pada kesempatan yang sama KH. Cholil Nafis menambahkan bahwa seorang pembicara harus mempersiapkan bahan dengan baik sebelum ia tampil di hadapan audience.

“Orang yang tanpa persiapan itu seperti berjalan tanpa arah”, ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya berbicara sesuai konteks dan keadaan audience, menguasai 5W+1H, serta menjaga keseimbangan antara sikap sembrono dan perfeksionis.

Momentum ini setidaknya ingin menyampaikan pesan, bahwa kemampuan berbicara di depan umum tidak hanya mencerminkan kepribadian seseorang, tetapi juga menjadi alat untuk membawa perubahan positif setelahnya.