Substansi Salat dalam Membentuk Kepribadian Berkarakter

Salat adalah tiang agama dan barang siapa yang menjaga salatnya maka ia menegakkan agamanya. Salat merupakan sebuah kewajiban bagi tiap-tiap  muslim.  Meskipun terlihat sederhana tetapi terkadang berat sekali untuk menunaikannya. Kendati demikian, Islam tidak pernah memberatkan umatnya. Beragam cara bisa kita tunaikan kewajiban serta dalam kondisi apapun selama masih menghembuskan nafas, Salat masih diwajibkan untuk umat muslim.

Secara umum salat merupakan teknik ibadah umat muslim kepada Tuhan-Nya yang diawali takbiratulihram dan diakhiri dengan salam. Namun, apakah sobat pembaca tahu bahwa salat yang sering kita lakukan terkadang hanya sebuah formalitas ritual yang sakral dengan mengabaikan nilai makna yang tersirat dalam ibadah salat itu sendiri. Setelah diteliti oleh pakar ilmuwan salat dapat membentuk kepribadian para mushalli lebih berkarakter sebagaimana yang di nash dalam QS. Al-Ankabut/29: 45

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya:”Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Islam telah mengajarkan kepada umatnya tentang keteraturan dalam hidup seperti kedisiplinan, kebersihan, ketenangan, kesehatan, melatih konsentrasi dan kepatuhan. Hal ini, direpresentasikan dalam salat lima waktu.

Mengingat Islam adalah agama yang tidak memberatkan akan tetapi tegas. Kedisiplinansudah diajarkan sejak Islam itu lahir melalui Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw. Kalau menelisik lebih dalam bahwa salat sejatinya telah melatih kita untuk disiplin dan menghargai waktu. Artinya ada waktunya sendiri dalam menjalankan salat, seperti Salat Subuh yang dikerjakan pada saat terbitnya fajar sidik hingga terbitnya matahari. Jika dikerjakan di lain waktu maka salatnya gugur. Tentu hal yang serupa, mengindikasikan kepada kita untuk tidak menunaikan salat seenaknya sendiri. Akan tetapi, ada aturan waktunya. Semakin tepat waktu salat uang kita kerjakan semakin baik pula pahala yang akan didapat. Begitu juga yang dijelaskan dalam QS. An-Nisa:4/103

فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا

Artinya:“Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Penentuan waktu salat ini jelas menunjukkan ajaran kedisiplinan yang berperan penting dalam kesuksesan seseorang. Jauh sebelum mengenal konsep manajemen dan self development modern Islam telah memperkenalkan konsep kedisiplinan lebih dahulu.

Kebersihan, hanya agamaIslam yang telah mengajarkan konsep kebersihan dan menjaganya. sebagaimana dalam salat ada yang namanya syarat sah salat yakni berwudu atau tayamum setelah suci dari hadas dan najis baik itu dirinya, pakaian, maupun tempat. Adapun berwudu menurut ilmu kedokteran memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Serupa dapat membersihkan berbagai kotoran, virus, dan bakteri yang berada di telinga, hidung, mulut dan gigi, serta dapat mempermudah regenerasi selaput lendir sehingga dapat mencegah berbagai penyakit. Selain itu, menurut hasil penelitian fakultas kedokteran UII wudu juga memiliki manfaat berupa mencegah penuaan diri, mengembalikan semangat hidup serta menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

Ketenangan menurut Muhammad Bahnasi (2010) mengatakan bahwa salat adalah alternatif relaksasi yang efektif. Menurut pendapatnya, salat adalah diantara hal yang dapat menyempurnakan tidur. Salat merupakan kebiasaan paling baik yang sampai sekarang diakui mampu menenangkan urat-urat saraf dan memberikan ketenteraman pada jiwa. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis, secara sederhana berarti mencurahkan segala apa yang terpendam dalam diri, positif maupun negatif. Maka, salat bisa menjadi media katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tenteram hatinya.

Kesehatan, sadar atau tidak dalam gerakan salat mengandung berbagai manfaat yang sangat mendukung bagi kesehatan kita baik jasmani atau rohani. Seperti dalam posisi rukuk dan tasyahud. Gerakan ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, melancarkan pencernaan (mengurangi sembelit), meredakan nyeri punggung dan sendi, menjaga kesehatan jantung, menyehatkan mental, menjaga hati lebih damai, dan mempengaruhi postur tubuh yakni pada saat takbiratulihram.

Melatih konsentrasi, dalam salat kita melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan. Bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan hendak salat. Pada saat itu, semua perkara yang berhubungan dengan dunia luar diputuskan. Semua hal dipandang tidak ada kecuali hanya dirinya dan Allah, yang sedang disembah. Pemusatan seperti ini, yang dikerjakan secara rutin sehari lima kali dapat melatih kemampuan konsentrasi pada manusia. Konsentrasi sering kali disebut meditasi, yaitu satu bentuk latihan untuk memusatkan dan menjernihkan pikiran, sehingga bisa merasa lebih tenang, nyaman, dan produktif. 

Kepatuhan, salat ternyata tidak hanya mengajarkan tentang kepatuhan kepada Sang Pencipta. Namun, diaspek lain juga mengajarkan kepatuhan kepada sesama manusia dan menjalin kerja sama yang baik. Salah satu nilai sosial dan politik dalam salat dapat dilihat dari aspek pendidikannya ialah antara imam dan makmun terjadi kerja sama yang sangat teratur, adil, disiplin, jujur dan toleransi.

Sudah seyogyanya sebagai umat muslim harus menjaga salatnya, jangan sampai kita termasuk golongan orang yang celaka yakni yang melalaikan salat. Sejatinya ibadah salat itu kembalinya kepada diri masing-masing baik mengenai balasan ataupun substansi (manfaat) dari salat yang dapat membentuk kepribadian seseorang lebih baik. Entah bagaimana dengan ritual agama lain, namun Islam telah melatih umatnya untuk menjalankan hidup dengan penuh keteraturan yang diimplementasikan dalam salat lima waktu.

Referensi:

Sasongko, Agung (Jun 07, 2017). Shalat, Alternatif Relaksasi yang Efektif. https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/06/07/or5yhk313-shalat-alternatif-relaksasi-yang-efektif (diakses pada tanggal 18 Februari 2022)