Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok pada Ahad pagi (24/09/2023) telah menggelar acara “Wisuda dan Pengukuhan Santri Baru 2023”. Acara yang diadakan di Selasar Masjid Al-Hikam ini berlangsung khidmat dengan mengusung tema: Menjaga Tradisi, Mengembangkan Inovasi.
Dimulai pukul 08.00 WIB, acara ini diawali dengan acara pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur`an, sambutan Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok, prosesi wisuda, sambutan perwakilan wisudawan, pengukuhan santri baru, orasi ilmiah, dan ditutup dengan sesi foto bersama.
K.H. Muhammad Yusron Shidqi, Lc., M.Ag. dalam sambutannya menyebutkan. “Jika anda berhenti menjadi santri maka selesailah urusan kita, sedangkan selesai dari Al-Hikam bukan berarti berhenti menjadi santri”. Orang yang hatinya telah melekat di pesantren walaupun bepergian kemana pun, hati dan pikirannya tetap di pesantren. Hal tersebut dibenarkan oleh beliau, pasalnya Abah Hasyim Muzadi pun memulai pesantren Al-Hikam ini kemana pun beliau pergi, tentu yang dipikirkan adalah pondok.
“Kalau bukan karena Al-hikam, mungkin saya tidak akan bisa menggapai cita-cita saya untuk kuliah ke luar negeri” Ungkap Imam Sulthon Ambary, salah satu wisudawan Pesma Al-Hikam Depok yang berkesempatan untuk mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di Boston University, Amerika. “Di sini saya bisa lebih berkembang karena didukung oleh teman yang positif dan lingkungan yang ambisius.” Timpalnya sekali lagi.
Baca Juga: Abah Hasyim “Janji Allah Selalu Bersyarat Dan Rahmat Allah Selalu Meminta Tanggung Jawab”
Selanjutnya, dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh Athor Subroto, S.E., M.M., M.Sc., Ph. D. menyebutkan “Tanpa inovasi maka manusia akan menjadi orang yang beku”. Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia ini menegaskan bahwa menjadi Mahasantri itu seperti mengendarai mobil manual yang notabenenya lebih sulit, sedangkan menjadi mahasiswa biasa sama halnya seperti mengendarai mobil matic yang lebih praktis atau gampang.

“Menjadi mahasiswa sekaligus santri memang tantangan yang luar biasa. Kita ditempa untuk belajar tak hanya mobil matic, tapi juga mobil manual”. Kiasan yang disampaikan oleh Bapak Direktur Athor Subroto ini secara tidak langsung menggarisbahwahi bahawa pengalaman nyantri ini harus disyukuri, mental untuk menerima perbedaan dan melihat sesuatu tidak hanya dari satu perspektif sungguh sudah diajarkan di Pesantren. Ilmu dunia yang didampingi oleh dasar ilmu agama yang mumpuni adalah suatu keharusan agar kita tidak terbawa oleh transformasi yang begitu pesat.
Baca Juga: Keseimbangan Ilmu Duniawi dan Ukhrowi
Rasa haru bangga dan tangis bahagia turut menghiasi sepanjang prosesi wisuda dan pengukuhan santri pagi ini. Momentum pelepasan santri tak hanya acara simbolik bahwa kegiatan akademik di pesantren telah selesai. Falsafah ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas iman, kesalehan, dan pembentukan karakter Islami yang kuat. Wisuda menjadi momen untuk menghargai perkembangan rohani dan spiritual santri selama masa studi mereka.
Dengan diselenggarakannya acara wisudawan, Pesantren Al-Hikam Depok resmi melepas santri Pesma angkatan 6 dan Pesmi angkatan 3 untuk meneruskan perjuangan dalam menuntut ilmu dan ber-fastabiqul khairat di tempat yang lain. Doa dan harapan terbaik semoga senantiasa mengiringi para santri di setiap langkah kehidupan.
Pesantren Al-Hikam Depok juga resmi mengukuhkan santri baru Pesma angkatan 10 dan Pesmi angkatan 7 untuk ikut bergabung menjadi bagian dari Keluarga Besar Pesantren Abah Hasyim Muzadi dalam mencetak kader cendekiawan yang kompeten dan tetap berpegang teguh pada Ahlussunnah waljamaah.
Pewarta:
Siti Maryamah
Hayfa Rinjani