Depok, Walisongoonline – “Hati manusia” seringkali digunakan untuk merujuk pada aspek-aspek perasaan, emosi, atau keadaan mental seseorang. Namun, dalam konteks agama, hati diartikan sebagai petunjuk atau bimbingan dari Allah yang membawa seseorang ke jalan yang benar.
Terkadang banyak orang yang lupa, bahwa hati yang menjadikan mereka untuk bertindak dengan baik dan mengontrol emosi.
Macam-Macam Hati
Hati manusia itu beragam, ada yang mudah menerima hidayah dan adapula hati yang bimbang serta mudah terpengaruh lingkungan sekitar antara tobat dan kumat. Adapula hati yang tertutup atau terkunci mati sehingga tidak bisa menerima kebenaran. Hati ibarat ruangan yang bisa terbuka dan mendapat nasehat yang baik.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat :7
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Artinya: “Allah telah mengunci hati mereka dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup dan mereka akan mendapat azab yang berat.”
Dalam ayat tersebut, Allah menutup hati orang-orang kafir sehingga keimanan tidak dapat masuk, kemudian juga dengan pendengaran mereka sehingga mereka tidak dapat mengambil manfaat atas kebenaran yang mereka dengar.
Pandangan mereka terdapat penutup dari Allah sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran. Mereka akan mendapat siksa yang besar di akhirat.
Ketika hati terkunci, seseorang akan sulit sekali untuk menerima nasehat, meskipun kita sudah memberikan nasehat-nasehat kebaikan kepada mereka, mereka akan tetap membantahnya.
Akibatnya, Allah akan mengunci mati hati mereka sehingga mereka tdak mendapatkan hidayah itu selamanya. Jadi, Allah mengunci hati mereka itu adalah konsekuensi dari sikap dan perbuatan mereka sendiri.
Agar Hati Bersih
Terkait dengan hati yang dikunci mati, kita harus berhati-hati dan sebisa mungkin menghindari kemungkinan tertutupnya hati yang mengakibatkan hati tersebut menjadi mati atau dikunci mati oleh Allah, sehingga hati tersebut tidak memiliki kemampuan menerima hidayah.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasullulah, beliau bersabda,
”Seseorang hamba apabila melakukan sesuatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila dia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertobat, hatinya dibersihkan. Apabila dia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya”. HR. At-Turmudzi.
Berdasarkan hadis diatas, setiap perbuatan dosa akan mengakibatkan bintik hitam pada hatinya. Besar dan kecilnya bintik itu tergantung besar dan kecilnya dosa yang menjadi penyebabnya. Bintik hitam ini akan hilang jika yang berbuat dosa meminta ampun dan bertobat.
Jika perbuatan dosa yang dilakukan banyak, maka bintik hitam itu semakin banyak, apalagi kalau dosa yang sama dilakukan berulang-ulang yang pada akhirnya mengakibatkan hatinya terselimuti bintik hitam.
Oleh karena itu, perbanyaklah istigfar dan bertobat untuk menghindari kerusakan atau kematian hati. Semoga kita berhasil membersihkan hati kita, sehingga kita memiliki hati yang bersih dan damai.