Depok, walisongoonline.com – Menjadi santri tentu suatu hal yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, 24 jam tinggal bersama teman. Tidur bersama, makan bersama, belajar bersama, semuanya dilakukan secara bersama.
Lain halnya dengan yang hanya tinggal di rumah, ada sebagian orang tua yang setengah harinya dipakai untuk bekerja di luar, lantas tak menjadikan hubungan antar orang tua dan anak menjadi intens layaknya seorang santri.
Menjadi santri pula menjadi suatu hal yang lebih istimewa dibanding menjadi murid sekolah biasa pada umumnya. Bagaimana tidak, jika hubungan antar guru dan murid hanya sebatas mengajar di kelas, lantas kembali pulang. Maka, menjadi santri lebih dari itu. Hubungan antar murid dan guru begitu erat.
Menjadi santri tentu tidak asing lagi dengan Kitab Ta’lim al-Muta’llim. Karya Burhanuddin Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi tersebut menjelaskan, tidak hanya anjuran untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu saja. Seorang santri juga diajarkan adab dalam memuliakan ahli ilmu. Tentu ahli ilmu yang dimaksud ialah para guru yang telah mengajarkan ilmu di pesantren.
Baca Juga: Akhlak Kyai Hasyim Muzadi
Dalam kitab tersebut menyimpulkan bahwa sesungguhnya para penuntut ilmu itu hendaknya mencari ridanya guru, menjauhi apa yang membuat guru murka, menjalankan segala perintahnya selain kepada yang bukan bermaksiat kepada Allah Swt.
Menjadi santri begitu menyenangkan. Selain waktu belajar yang dinantikan, serta adanya momen kebersamaan dalam setiap keadaan, waktu liburan pun tak luput dari penantian.
Ketika santri memiliki semangat baru saat awal memasuki pesantren, maka sama bahagianya dengan santri lama yang menanti waktu liburan.
Melansir dari sebuah catatan, yang intinya kurang lebih bahwa Abah Hasyim Muzadi pernah memberikan nasihat untuk para santri yang akan berlibur ke rumah masing-masing. Tertanda, Jum’at Pagi, 20 Ramadan 1435/18 Juli 2014.
Point-point nasihatnya, antara lain:
1. Sampaikan salam dari pengasuh dan keluarga besar Pesantren Al-Hikam Depok.
2. Mohon agar selalu mendo’akan pondok agar terus maju dan berkembang.
3. Setiap santri harus tau arah perjuangan pondok, bagaimana pondok ini dibangun dengan susah payah, agar nanti punya bekal jika akan membangun pondok.
4. Cita-cita Abah ke depan, semoga Pesantren Al-Hikam Depok bisa jadi salah satu rujukan dunia tentang Islam. sehingga tidak selalu kita yang belajar ke luar negeri tetapi orang luar negeri belajar di sini.
5. Jika sudah sampai di rumah, belajarlah memahami kondisi lingkungan masyarakat sekitarnya, pahami gejala-gejalanya. Misalnya, kenapa masih ada kemiskinan, terus bagaimana mencari solusinya.
Jika hari libur menjadi sebuah penantian, maka kembalinya santri ke pesantren harus disambut dengan kebahagiaan.