Depok, walisongoonline – Berbicara perihal tokoh yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan sosial, agama, dan politik di Indonesia, peran serta nama K.H. Hasyim Muzadi tidak akan dapat dilepaskan. Beliau bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pemimpin yang menempatkan kebijaksanaan dan kemanusiaan sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan pemikirannya.
Kepemimpinan K.H. Hasyim Muzadi (1944-2007) bagaikan mercusuar yang memancarkan cahaya kebijaksanaan dan kemanusiaan. Tak hanya bagi Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia yang dipimpinnya selama dua periode (1999-2004 dan 2004-2009), tetapi juga bagi bangsa dan negara. Warisan intelektual dan kepemimpinannya meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Indonesia, mewarnai lanskap sosial dan politik dengan nilai-nilai luhur Islam dan kemanusiaan.
Sebagai seorang pemimpin, K.H. Hasyim Muzadi memiliki jejak yang kuat dalam memimpin dengan moralitas yang tinggi. K.H. Hasyim Muzadi memiliki kedalaman pengetahuan agama dan pemikiran yang luas. Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu Islam, termasuk fiqh, ushul fiqh, tafsir, dan hadits. Pengetahuannya yang luas menjadi fondasi kokoh bagi kepemimpinannya, yang memungkinkan untuk menavigasi kompleksitas sosial dan politik dengan kebijaksanaan dan berdasarkan pada humanitas.
Salah satu warisan intelektualnya yang paling signifikan adalah gagasan tentang paradigma “Islam Rahmatan lil alamin”. Konsep ini menegaskan bahwa Islam di Indonesia memiliki karakteristik unik yang berakar pada budaya dan tradisi lokal. Gagasan ini menjadi penting dalam meneguhkan identitas Islam di Indonesia yang moderat, toleran, dan inklusif.
Baca Juga: Tapak Tilas Paradigma Dakwah K.H. Hasyim Muzadi
Dalam konteks keagamaan, beliau menjadi contoh bagi umat Muslim dalam menjalankan ajaran Islam dengan penuh kasih sayang dan toleransi. K.H. Hasyim Muzadi adalah salah satu sosok yang mengadvokasi dialog antaragama, mempromosikan perdamaian, dan mengedepankan keberagaman sebagai kekuatan yang mempersatukan bangsa.
Tidak hanya itu, K.H. Hasyim Muzadi juga aktif dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Beliau turut menyuarakan hak-hak kaum dhuafa, menggalang bantuan untuk korban bencana alam, dan berperan dalam mengatasi berbagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat.
Keberanian beliau dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan patut diacungi jempol. Beliau lantang mengkritik rezim otoriter Orde Baru dan memperjuangkan hak-hak rakyat yang tertindas. Pemikiran kritisnya tersebut menjadi pendorong bagi reformasi di bidang politik yang lebih luas di Indonesia.
Warisan intelektual K.H. Hasyim Muzadi tercermin dalam pemikiran-pemikirannya yang kritis dan progresif dalam menghadapi tantangan zaman. Beliau tidak hanya mengandalkan tradisi dan kearifan lokal, tetapi juga mampu mengintegrasikan pemikiran modern dan global ke dalam pandangannya. Dengan demikian, K.H. Hasyim Muzadi menciptakan suatu kesinambungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, yang memberikan arahan bagi generasi selanjutnya di masa depan.
Namun, meskipun warisan intelektual dan kepemimpinan K.H. Hasyim Muzadi telah meninggalkan jejak yang kuat dalam sejarah Indonesia, tantangan-tantangan baru terus muncul di era kontemporer. Krisis moral, konflik sosial, dan ketidakpastian politik masih menjadi penghadang perjalanan menuju masyarakat yang lebih adil dan beradab.
Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita semua untuk meneruskan perjuangan dan menghidupkan kembali semangat kebijaksanaan dan kemanusiaan yang telah diperjuangkan oleh K.H. Hasyim Muzadi. Kita perlu mengambil pelajaran dari pemikiran dan tindakan beliau, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti jejak beliau, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih beradab, berkeadilan, dan penuh toleransi, yang merupakan cita-cita bersama bagi seluruh bangsa Indonesia.
Oleh Regilza Alveronicha Lauranta Oribela
Pemenang Juara 2 Lomba Artikel Opini Haul Ke-7 K.H. Hasyim Muzadi