Malang, 12 Februari 2025 – Dalam rangkaian Ziarah Arba’in Angkatan XII, Pesantren Al-Hikam Malang menjadi salah satu tempat singgah dan istirahat rombongan dari Depok. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Bu Nyai Mutammimah Hasyim, Kiai Nafi’, dzuriyyah, asatidz, ustadzat, serta para santri.
Selain mengikuti berbagai acara, momen ini juga semakin menambah kecintaan terhadap Sang Muassis melalui kisah-kisah yang dibagikan di sana.
baca juga: Pendaftaran Santri Baru Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang
Dalam kesempatan ini, Kiai Nafi’ menegaskan pentingnya kesungguhan dalam menuntut ilmu.
“Orang yang mau khidmah itu bagus, apalagi kepada Al-Qur’an. Yang penting sungguh-sungguh,” ujarnya.
Beliau juga mengingatkan agar santri tetap yakin terhadap masa depan tanpa perlu mengkhawatirkannya berlebihan.
Bu Nyai Mutammimah menambahkan bahwa merawat santri tingkat kuliah bukan hal mudah dan membutuhkan tekad besar.
“Salah satu syarat dari Kiai Hilmi, yaitu puasa Arba’in, sebagai bentuk tarassukh santri—doa dan permohonan kekuatan kepada Allah,” jelasnya.
Bu Nyai juga berbagi pengalaman menjalani puasa selama lima tahun sebagai tirakat untuk anak dan suami.
baca juga: Ziarah Arbain 2025: Silaturruhi, Silatulilmi, dan Silaturahmiĺ
Bu Nyai menuturkan bahwa berdirinya STKQ Al-Hikam berawal dari inisiatif Abah Hasyim Muzadi, yang melihat bahwa hafidz belum mendapatkan penghargaan layak di masyarakat. Beliau juga menekankan pentingnya ketawadhuan.
“Jangan pernah merasa hafidz adalah orang terbaik, apalagi menunjukkan hal tersebut pada orang lain,” pesannya.
Sebagai penutup, Bu Nyai menegaskan bahwa meneruskan perjuangan Abah Hasyim hingga kini adalah bentuk pertolongan Allah yang luar biasa. Wallahu a’lam.