Minggu, 9 Oktober 2022, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok menggelar Acara Wisuda dan Pengukuhan Santri Baru Tahun 2022. Acara yang bertempat di selasar Masjid Al-Hikam itu mengambil tema, “Santri dan Visi Indonesia 2045: Mengadaptasikan Diri dengan Perubahan, Menguatkan Diri dengan Keimanan”.
Sebanyak 20 wisudawan berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan rincian 11 santriwan PESMA Angkatan 5 dan 9 santriwati PESMI Angkatan 2. Sedangkan santri baru yang dikukuhkan sebanyak 24 santriwan PESMA Angkatan 9 dan 21 santriwati PESMI Angkatan 6. Acara dihadiri oleh seluruh dewan asatidz, wali santri, segenap tamu undangan, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Bapak Teguh Dartanto, Ph.D sebagai orator, serta wisudawan dan santri baru.
Kegiatan dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Yusril Naufal Irfani dan dilanjutkan laporan ketua panitia yang disampaikan Daffaa Dewa Al-Ghiffari. Pada kesempatan ini, K.H. Muhammad Yusron Shidqi, Lc., M.Ag, selaku Pengasuh Pesantren Al-Hikam Depok juga mengisi dalam sambutan.

Dalam sambutan tersebut, beliau mengatakan bahwa sebagai umat Nabi Muhammad Saw., kita memiliki tantangan tersendiri untuk beradaptasi dengan perubahan dan menguatkan diri dengan keimanan. “Judul yang diusung pada momentum wisuda dan pengukuhan tahun ini mirip dengan kaidah yang disampaikan oleh ulama. Bahwa esensinya adalah merangkap nilai-nilai luhur yang dahulu dan beradaptasi dengan nilai-nilai yang berkembang saat ini. Kaidah ini memiliki semangat bahwa manusia memiliki sifat perubahan. Maka perubahan merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dielakkan terhadap kehidupan manusia. Barangsiapa yang mampu beradaptasi dengan baik maka ia yang akan bisa memenangkan pertarungan,” ujar beliau.
Kemudian, dilanjutkan dengan pengucapan janji alumni yang disampaikan secara serentak dalam satu komando oleh perwakilan wisudawan, Athallah Dhiaulhaq Hareldi. Dalam janji tersebut, seluruh wisudawan berikrar agar mampu menjalankan apa yang telah diucapkan.
Selanjutnya, perwakilan wisudawan, Nuzulul Ilma juga menyampaikan sambutan. Baginya Al-Hikam telah mengajarkan banyak hal berharga kepadanya, “Al-Hikam mengajarkan untuk menyederhanakan kehidupan dengan kesederhanaan,” katanya. Ilma, panggilan akrabnya juga menyampaikan pesan kepada sesama wisudawan yang pernah ia dapatkan dari Gus Yusron, “Kita berkumpul di pondok untuk mencari Allah dan kita juga berpisah untuk mencari Allah.”


Santriwati yang baru saja lulus program magisternya di FEB UI ini juga mengajak para santri baru untuk membenarkan niat mondoknya. Ia mengutip ucapan yang disampaikan Ning Syifa (Kepala PESMI), “mondok itu ndandani awak, ora goleki kepenak (kita itu mondok tujuannya untuk memperbaiki diri bukan mencari enaknya).
Sambutan lainnya juga datang dari perwakilan Alumni Pondok Pesantren Al-Hikam Depok, Ahmad Syihan Auzan, Ph.D. Ia yang menyampaikan selamat kepada seluruh wisudawan dan santri baru. Alumni Angkatan Pertama PESMA ini juga mengingatkan kepada wisudawan untuk senantiasa menanamkan moto Al-Hikam sebagai bentuk dari output profil yang dihasilkan setelah belajar selama 4 tahun lamanya.
Acara dilanjutkan dengan pengukuhan santri baru yang diwakilkan oleh Gema Sadewa dan Salsabila. Kedua perwakilan tersebut dikukuhkan langsung oleh Pengasuh PESMA Depok, Gus Yusron dan Kepala PESMI Al-Hikam Depok, Ning Syifa Salma. Tak ketinggalan, para santri baru juga mengucapkan ikrar janji sebagai bentuk ikatan yang harus dilaksanakan selama menjadi santri di Al-Hikam.



Sebagai wali santri, tentunya tidak bisa memungkiri rasa haru dan bahagia campur menjadi satu. Seperti wali santri baru dari Qothrunnada, Bapak Ahmad Farhan. Beliau menyampaikan rasa syukur sedalam-dalamnya bisa menjadi bagian dari Pesantren Al-Hikam. Tentu zaman sekarang, orang tua memiliki kekhawatiran luar biasa apalagi dengan anak perempuannya. Mengingat pergaulan bebas di luar yang sangat nyata adanya.
Pak Farhan berharap kepada santri baru yang dikukuhkan untuk berusaha serius memanfaatkan kesempatan belajar di Al-Hikam. Bersungguh-sungguh menjadi orang baik, memperbaiki diri, iman, dan amal untuk kehidupan di dunia dan sebagai bekal kelak di akhirat.
Selain itu, juga terdapat pemaparan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Bapak Teguh Dartanto, Ph.D. Beliau menyampaikan bahwa mimpi 100 tahun Indonesia yakni tahun 2045, terdapat 4 isu yang akan diangkat antara lain:
- Menjadikan manusia yang unggul, berbudaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi
- Ekonomi maju yang berkelanjutan
- Pembangunan pemerataan
- Negara yang demokratis


Isu tersebut menimbulkan tantangan di masa depan yang akan dihadapi yakni pekerjaan yang belum pernah ada saat ini, teknologi yang belum ditemukan, serta permasalahan yang belum teridentifikasi. Maka untuk menghadapinya perlu keterampilan dasar yang harus disiapkan sebagai manusia yaitu meningkatkan skill untuk menyelesaikan masalah, tahan banting, tidak takut gagal, mampu beradaptasi dengan lingkungan, mengetahui perkembangan yang ada, bekerjasama dengan orang lain, dan mampu memberikan manfaat untuk orang lain. Beliau juga mengajak seluruh santri untuk berusaha berkontribusi sebaik-baiknya karena jika ada kemauan, maka dengan ikhtiar kita akan bisa melakukannya. Selain itu beliau juga menyampaikan kunci sukses ada tiga: kesempatan, usaha, dan keberuntungan.
Terakhir kegiatan ini ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Ustaz Adib Minanul Cholik.
Editor: Tim Jurnalis
Baca juga: Selenggarakan MAISA, PESMA Al-Hikam Fokuskan Adab Dan Kedisiplinan



