Depok, walisongoonline.com – STKQ Al Hikam Depok Menggelar Tanbih Kepulangan Bagi Para Santri Yang akan Kembali Ke Kampung halaman setelah menyelesaikan program ngaji Ramadhan.
Kegiatan ini menjadi pengingat penting bagi santri untuk tetap menjaga adab, disiplin, dan semangat menuntut ilmu di luar pesantren pada Senin 17 Maret 2025 di masjid Al Hikam Depok.
Dalam Pengarahannya, Gus Yusron menekankan pentingnya memahami bahwa ilmu terbagi menjadi dua jenis, yaitu ilmu yang tsawabit (tetap) dan ilmu yang mutaghayyir (berubah).
Ia mengingatkan bahwa dalam menyampaikan ilmu kepada masyarakat, diperlukan seleksi dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Ilmu terbagi menjadi dua jenis: ilmu yang tsawabit dan ilmu yang mutaghayyir. Oleh karena itu, dalam menyampaikan ilmu kepada masyarakat, perlu adanya seleksi dan kehati-hatian,” ujar Gus Yusron.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa setiap ilmu yang diajarkan harus terlebih dahulu divalidasi.
“Setiap ilmu yang diajarkan harus terlebih dahulu divalidasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Prof Arif Zamhari . menyampaikan beberapa poin penting terkait kehidupan di pesantren. Ia menekankan bahwa santri harus menjaga etika dalam berinteraksi, terutama antara santri putra dan putri, agar tetap sesuai dengan nilai-nilai kepesantrenan.
“Santri, baik putra maupun putri, harus menjaga adab dan etika dalam berinteraksi. Hubungan antara santri putra dan putri harus tetap dalam batas yang sesuai dengan nilai-nilai kepesantrenan,” tegas Pak Prof Zamhari.
Baca juga : Pelantikan Pengurus Organisasi Al-Hikam 2025 : Menjadi Pemimpin dan Siap Dipimpin
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa pesantren bukan tempat untuk bermain game, melainkan tempat untuk menuntut ilmu dan memperbaiki akhlak.
“Pesantren adalah tempat untuk menuntut ilmu dan memperbaiki akhlak, bukan sekadar tempat pindah untuk bermain game,” ujarnya.
Di samping itu, kebersihan lingkungan pesantren juga menjadi perhatian utama. Pak Prof Zamhari. menegaskan bahwa kebersihan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga bagian dari budaya santri yang harus dijaga bersama.
“Kebersihan lingkungan pesantren harus lebih diperhatikan dan dilestarikan. Kebersihan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga bagian dari budaya santri yang harus dijaga bersama,” katanya.
Acara Tanbih Pulangan ini menjadi momen refleksi bagi seluruh santri untuk memperkuat adab, disiplin, dan tanggung jawab dalam menuntut ilmu.
Pesan-pesan yang disampaikan diharapkan dapat menjadi pedoman bagi santri dalam menjalani kehidupan di pesantren dengan lebih baik.Turut hadir juga segenap asatidz di cara ini, di antaranya Ustadz Musthofa, Ustadz Arif Rahman, Ustadz Najib, dan Ustadz Syauqu Habibi,