Telaga Hikmah di Lembah Iman

Depok, Walisongoonline.com –
Abah, puisi ini kutulis untukmu,
Walau kita tak pernah bertatap,
Namun kisahmu tetap hidup,
Dalam cerita yang tak pernah redup.

Begitu besar jasamu,
Hingga banyak hati tak henti mengenang,
Kesejukan kata yang penuh makna,
Kasih yang mengalir tanpa pandang.

Engkau memberi tanpa meminta,
Menghadirkan cinta tanpa syarat,
Mengasihi umat dengan seluruh jiwa,
Hingga nafas terakhir memahat sejarah.

Kini, kau pergi meninggalkan hikmah,
Dua Hikam menjadi warisan yang abadi,
Di dalamnya kutemukan pelajaran,
Teladan baik yang terus membimbing hati.

Baca Juga: Tanah Palestine

Abah, engkau bagaikan telaga
Di lembah-lembah iman yang hening,
Di mana akar pepohonan menghunjam,
Mengaliri hati yang dahaga.

Engkau bagai embun pagi yang menyusup senyap,
Menyentuh segala yang kering dan layu,
Menawarkan keteduhan di bawah rindang keikhlasan,
Dalam buaian kasih yang tanpa suara.

Jika hidup adalah perjalanan,
Engkau bagai peta di tangan perindu,
Menunjuk jalan dengan senyum dan lirih,
Menghantar jiwa ke hakikat yang sejati.

Di dunia yang terkadang gelap,
Engkau bagai lentera kecil namun teguh,
Mengajarkan makna dari setiap langkah,
Menyemai damai di padang hati yang subur.

Abah, engkau tak hanya bicara,
Namun menenun makna dengan kasih dan laku,
Hingga jiwa kami terpahat dalam damai,
Di telaga iman yang abadi dan tak bertepi