Audiensi dengan Al-Hikam, Mufti Ukraina Ungkap Kondisi Muslim Krimea

Helat Audiensi dengan Ponpes Al-Hikam, Mufti Ukraina Ungkap Kondisi Muslim Kremia

Namun, kondisi tersebut sirna pasca aneksasi selama perang Dunia II yang memporak-porandakan Ukraina. Ada dua faktor menurut Syeikh Murat, yakni munculnya fitnah dan bertebarannya paham komunisme. Semuanya tidak lepas dari tindakan negara tetangganya, Rusia.

“Rusia melemahkan keimanan muslim Krimea, melakukan aneksasi, membunuh ulama, menghancurkan masjid. Begitu pun dengan komunisme, kurang lebih 1000 masjid didirikan dilarang beroperasi oleh mereka,” ungkapnya yang juga berasal dari etnis Krimea.

Mirisnya, akibat hal tersebut Muslim Krimea terpaksa belajar secara sembunyi agar pemerintah tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan.

Lambat laun, Islam pun tersebar dan membentuk etnis muslim Krimea. Kerajaan, masjid, dan beragam universitas pun dibangun dari tangan etnis tersebut. Bahkan, di antara etnis Krimea tampil menjadi ulama dan masyhur namanya di tanah suci.

Baca Juga: Dosen STKQ Terpilih Sebagai Penerima Program Da’i Kemenag 3T

Muslim Krimea juga pernah diboikot pada tahun 1944, mereka diusir dari tempat tinggal mereka. Setelah Ukraina merdeka, mereka kembali ke kampung halamannya. Tapi, sayangnya mereka sudah tidak mengenal lagi agama mereka.

“Mereka kembali, tapi tidak menjalankan puasa, shalat, dan ibadah lainnya akibat dari terpapar dengan paham komunisme kala itu.”

Syeikh melanjutkan ceritanya, bahwa Muslim Krimea di masa sekarang masih mengalami hal yang sama. Tepatnya setelah invasi Rusia tahun 2022, mereka diliputi dengan beragam tindakan teror dan ancaman.

“Sampai sekarang, tiap hari kami melihat roket melintas di rumah-rumah kami,” tuturnya menceritakan kondisi Muslim Krimea.

Lepas panjang bercerita, agenda dilanjutkan dengan dialog interaktif antara Syeikh Murat dengan para audiens.