Setelah itu, narasumber yang semestinya diisi oleh Dr. K.H. As’ad Said Ali di mana beliau merupakan wakil ketua umum PBNU periode 2010-2015, oleh karena berhalangan hadir sehingga disambunglah kepada pemateri selanjutnya, yakni Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM sebagai perwakilan dari kepala BNPT yang pada sesi diskusi menyampaikan bahwasanya beliau meyakini dengan sangat, semua konflik yang terjadi di dunia Islam selalu didahului oleh masifnya terorisme atau radikalisme mengatasnamakan Islam yang berideologikan takfiri. Kemudian, kelompok ini berkolaborasi dengan oposisi yang destruktif sehingga terjadilah intervensi dari pihak asing. Menurut Ahmad Nurwakhid, peristiwa yang saat ini terjadi di Afghanistan, yaitu kemenangan kelompok Taliban dalam kudeta terhadap kekuasaan rezim Ashraf Ghani akan meresonansi atau memotivasi terhadap jaringan teroris dan radikal di Indonesia.
Kemudian, beliau menambahkan bahwa apapun yang terjadi di Afghanistan saat ini secara de facto sudah dipimpin atau dikuasai oleh Taliban. Selanjutnya, terkait Taliban yang saat ini berkuasa di Afghanistan, apakah menjadi sebuah ancaman ataukah harapan, Ahmad Nurwakhid memberikan komentar yaitu apabila Taliban dalam menjalankan kekuasaannya konsisten dengan mazhab fiqh Hanafi, berlandaskan teologi Maturidiyah, serta mengamalkan tasawuf dalam tariqah naqsabandiyah, beliau meyakini betul bahwa Afghanistan memiliki paham yang moderat. Adapun sikap kita sebagai bangsa Indonesia menurut beliau ialah sebagaimana tertuang dalam amanat undang-undang, yaitu harus konsisten dengan sikap non-blok atau politik bebas aktif. Artinya, kita tidak boleh melakukan intervensi atau ikut campur pada urusan dalam negeri Afghanistan.
Akan tetapi, bukan berarti kita semua lantas diam saja terhadap kondisi yang terjadi saat ini, bangsa Indonesia tentu harus berperan aktif sebagaimana yang tertulis jelas pada salah satu tujuan nasional Indonesia, yakni ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tentunya, dalam sesi diskusi Institut Hasyim Muzadi yang memiliki visi revitalisasi NU menuju pengabdian abad kedua seri ke-16 ini harapannya ialah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dapat lebih berkembang dan ikut andil dalam membantu menstabilkan keamanan dan kedamaian di Afghanistan melalui pendekatan yang membawa paham islam yang rahmatan lil ’alamin.